
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Haul KH. Ufi Biahdillah digelar di Dusun Blera, Desa Sumber Dawesari, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Ahad (16/01). Acara ini dihadiri Hj. Nikmah Jamilah Halim, Ketua Yayasan Nusa Bangsa (Yanuba) Pasuruan.
Dalam haul itu, Jamilah yang juga cicit KH. Ufi Biahdillah, menceritakan sekelumit kisah kakek buyutnya tersebut.
BACA JUGA:
- Mengenal Tokoh Nahdliyin Inspiratif 2022: Khofifah, Perempuan Pertama yang Menjadi Gubernur Jatim
- Merangkap Guru dan Entrepreneur, KH Asep Saifuddin Chalim Adalah Kiai Langka
- Modal Rp 20 Juta, Penghasilan Kiai Asep Rp 9 M per Bulan, Peserta Munas PGMI Histeris
- Gubernur Khofifah Borong Tiga Kategori Penghargaan di Anugerah "People of The Year 2021"
Menurutnya, almarhum KH Ufi Biahdillah adalah orang yang sangat menentang Pemerintah Belanda. Karena itu, Mbah Ufi, begitu Jamilah memanggil KH Ufi Biahdillah, sangat dicari oleh Tentara Belanda.
“Beliau merupakan tokoh yang disegani oleh masyarakat di wilayah Pasuruan Timur. Selain itu, beliau juga orang yang istiqomah mensiarkan agama Islam lewat majelis ta'limnya seperti, Manaqib Syekh Abdul Qodir, thoriqoh, serta dzikir lainya,” ujarnya.
Kegiatan-kegiatan yang digagas Kiai Ufi itulah yang dicurigai oleh Pemerintah Belanda sebagai gerakan pemberontakan. Apalagi tiap kegiatan, dihadiri banyak orang.
“Makanya Mbah Ufi itu jarang pulang. Kalau situasinya aman, baru pulang. Kalau gak gitu, ditangkap oleh Belanda, karena stasiun pusat transportasi penjajah itu kurang lebih 500 meteran dari sini,” terang Jamilah.
Cerita itu dibenarkan oleh putra almarhum, Kiai Mukhlas. Menurut Kiai Mukhlas, ayahnya memang jarang tinggal di rumah karena selalu diintai oleh penjajah belanda. Apalagi, Kiai Ufi adalah Komandan Hisbulloh Rayon Kacamatan Grati.
Simak berita selengkapnya ...