JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Pengamat politik, Rocky Gerung, mengungkapkan bahwa hati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terluka ketika tagar #tangkapKaesang menjadi trending topik di twitter.
"Pak Jokowi sebagai orang Jawa, hatinya terluka karena seseorang yang merupakan keluarga dekatnya menjadi olok-olok publik," kata Rocky Gerung dikutip Pikiran Rakyat.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Menurut Rocky Gerung, tagar tersebut muncul setelah adanya laporan terkait dugaan KKN yang dilakukan oleh Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming. Pelapor kasus tersebut adalah Ubedilah Badrun yang merupakan salah satu dosen di UNJ.
"Bagaimana pun, Pak Presiden kalau pulang ke Istana Bogor pasti dia ingin ada suatu suasana yang sangat privat untuk bertatap mata dengan keluarganya. Mungkin merasa kenapa tagar #tangkapKaesang masih ada," kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Namun, kata Rocky Gerung, sejak laporan Ubedilah Badrun diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga saat ini belum ada pergerakan maupun pernyataan dari lembaga antirasuah itu terkait dugaan perkara pencurian uang rakyat yang dilakukan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Baca Juga: Laporkan Fufufafa dan Esemka ke Layanan "Lapor Mas Wapres", Pakar Forensik Ini Kecewa, Kenapa
Akibatnya, tagar #tangkapKaesang menjadi viral di media sosial dan disebutkan Rocky Gerung menjadi salah satu beban bagi Presiden Jokowi.
Menurut dia, tagar yang menyeret nama anaknya, membuat hati Jokowi terluka. Sehingga, kata dia, diamnya KPK dalam menangani laporan mengenai Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep membuat aliansi 98 bergerak untuk menggeruduk gedung KPK pada Senin, 24 Januari 2022.
Rocky Gerung menyarankan, KPK lebih baik memberikan kesimpulan kepada Jokowi mengenai dugaan perkara yang menyeret kedua anaknya itu.
Baca Juga: Saluran Pengaduan Ala Gibran, Manuver Politik yang Bumerang
"Jadi biarkan Presiden menerima kesimpulan dari KPK supaya kita kembalikan soal laporan Ubed ini sebagai laporan yang membantu rakyat untuk menegakkan prinsip-prinsip tadi," ucap Rocky.
Ia juga mendorong KPK untuk tidak ragu-ragu dalam memberikan pernyataan mengenai dugaan perkara pencurian uang rakyat itu.
"KPK enggak usah ragu, siapkan saja kalau memang enggak bisa diterima, datanya kurang segala macam, atau betul kasus ini akan jadi membesar. Karena itu KPK buat tiket khusus. 'Kan itu yang mau kita dengar," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Kasus Gelar Doktor Bahlil, Rocky: Universitas Simbol Perlawanan Etika Jebol karena Amplop
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menyoroti rekam jejak Ubedillah Badrun soal pergerakannya. Ia diduga terlibat dengan partai politik tertentu.
Hal itu disampaikan menanggapi upaya hukum yang dilakukan Ubedillah terhadap dua putra Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep ke KPK soal dugaan korupsi.
Dikutip Suara.com, Hasto awalnya menyampaikan, PDIP melalui DPC Kota Surakarta sudah menjalin komunikasi dengan Gibran soal adanya laporan yang dibuat Ubedillah. Gibran sendiri disebut telah melakukan bantahan.
Baca Juga: Presiden BEM Unair Dapat Intimidasi, Dekan Bagong Suyanto Cabut Pembekuan BEM
"Ya komunikasi dilakukan terutama di DPC PDIP di kota Surakarta dan klarifikasi langsung yang dilakukan oleh mas Gibran," kata Hasto ditemui di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Senin (17/1/2022).
Hasto mengatakan, bantahan yang disampaikan Gibran dianggap sebagai hal yang positif. Upaya hukum yang dilakukan Ubedillah dinilai sarat akan kepentingan politis.
"Menurut saya ya hal yang positif langsung meredam berbagai upaya yang menggunakan hukum ssbagai alat kendaraan politik dengan motif-motif tertentu," ungkapnya.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029
Lebih lanjut, Hasto kemudian menyoroti rekam jejak Ubedillah terutama di sosial media. Menurutnya, Ubedillah punya keterlibatan tertentu dengan partai politik.
"Dan kita melihat kami sendiri melihat bagaimana rekam jejak saudara Ubedillah tersebut dalam termasuk dalam pergerakan di sosmed yang mengungkapkan keterlibatannya dengan partai politik tertentu," tandasnya.
Bagaimana tanggapan Ubedilah? Ia mengatakan bahwa tudingan itu aneh. Ia membantah dekat dengan PKS. Ia datang ke acara ke PKS karena diundang sebagai pemateri untuk memberikan pelatihan. Ia bercerita bahwa tak hanya PKS yang mengundangnya untuk memberikan pelatihan, partai lain pun pernah melakukan hal serupa.
Baca Juga: Ditanya tentang Akun Fufufafa, Kini Menkominfo Bungkam
"Bahkan yang jauh lebih intensif yang dekat dengan saya PDIP. Jadi saya pernah diundang PDIP, bahkan mendidik dalam arti tertentu ya kader PDIP yang sekolah S1 politik," katanya. (tim/pikiran rakyat/suara.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News