SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pimpinan Badan Amil Zakat (Baznas) Jawa Timur (Jatim) menggelar silaturahmi dalam rangka membangun sinergitas dan koordinasi bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Jawa Timur. Silaturahmi itu diadakan di Kantor Baznas Jatim Gedung Islamic Center, Jalan Raya Dukuh Kupang 122-124, Surabaya, Senin (24/1) kemarin.
Menurut Ketua Baznas Jatim Drs KH Muhammad Roziqi, silaturahmi tersebut dalam rangka rapat koordinasi dengan LAZ setingkat provinsi yang ada di Jawa Timur. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, PP No. 14 Tahun 2014, dan Perbaznas No. 4 Tahun 2018, LAZ harus memberikan laporan kegiatan yang bentuknya penerimaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya yang terkumpul, termasuk pendistribusiannya.
Baca Juga: Dihadiri Pj Adhy Karyono, Baznas se-Jatim Luncurkan Program Penguatan Modal UMKM, Ini Skemanya
"Ini setiap enam bulan sekali pemberian laporan ke yang tingkat provinsi ya ke baznas provinsi, yang tingkat nasional ke Baznas RI, yang tingkat kabupaten/kota ya ke baznas kabupaten/kota," kata Kiai Roziqi kepada HARIAN BANGSA.
Dalam rangka pemberian laporan tersebut, pihaknya ingin melihat seperti apa penyaluran ZIS, jumlahnya berapa, dan tasarufnya ke mana saja. Karena pihaknya menginginkan ada kolaborasi dan integrasi antara baznas dan LAZ agar sasaran yang digarap ini merata.
"Yang sudah mereka garap ini jangan sampai kita garap, yang mereka sudah kumpulkan ini jangan sampai kita kumpulkan, dari sisi infak dan sedekahnya. Jadi kita tidak ada sifat kompetitifnya, tetapi kita bersifat koordinatif. Dengan demikian, Baznas Jatim bisa melihat berapa jumlah zakat, infak, dan sedekah yang dikumpulkan oleh baznas provinsi, baznas kabupaten/kota, termasuk LAZ provinsi dan LAZ kabupaten-kota," jelasnya.
Baca Juga: Baznas Jatim Gelar Seleksi Calon Penerima Beasiswa Program SKSS
Tak hanya itu, di sektor non formal pun seperti zakat fitrah serta kurban, pihaknya juga ingin mengetahui jumlah dari nilai rupiah dan jumlah beratnya. Termasuk berapa ekor sapi dan kambing yang dipakai kurban. Pihaknya menginginkan itu terdata semuanya secara valid.
"Sehingga masyarakat bisa tahu kekuatan besar yang dimiliki baznas dan LAZ melalui zakat, infak, dan sedekah, serta dana sosial keagamaan dari yang sisi riil formal atau dalam bentuk uang, serta dari sisi non formal tadi. Mudah-mudahan bisa mencapai angka satu triliun rupiah," harap Roziqi.
Sedangkan dari Baznas RI sendiri menargetkan Baznas Jatim dalam perolehan di tahun 2022 tidak kurang dari Rp 750 miliar. Dengan rincian yang secara formal sekitar Rp 370 miliar, selebihnya untuk yang nonformal. Hal itu dihitung secara keseluruhan, baik dari baznas dan LAZ provinsi serta kabupaten/kota. Meski tantangan yang harus dihadapi ke depan yakni, baznas kabupaten/kota belum seluruhnya berjalan dengan baik.
Baca Juga: Terima Kunker Baznas Jabar, Baznas Jatim Harap Bisa Perkuat Kolaborasi Lintas Provinsi
Roziqi juga berharap kegiatan pendistribusian zakat, infak, sedekah, serta dana sosial keagamaan lainnya tersebut bisa menyambung dengan pemerintah provinsi serta pemerintah daerah setempat atau kabupaten/kota.
"Karena jangan sampai apa yang sudah dilakukan oleh LAZ maupun baznas yang tujuannya zakat untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kemiskinan atau dalam rangka menyejahterakan umat khususnya umat Islam di Jawa Timur ini tidak tercatat," tandasnya.
Melengkapi apa yang sudah disampaikan ketua, Wakil Ketua IV Baznas Jatim Dr KH Husnul Khuluq menjelaskan bahwa pencatatan kegiatan pendistribusian zakat tersebut sangat penting untuk dilakukan. Hal itu selain sesuai dengan regulasi yang ada, juga dalam rangka transparansi dari Baznas atau LAZ kepada masyarakat. Hal itu penting dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Baca Juga: Di UTM, Baznas Jatim Optimalkan Pengumpulan dan Distribusi ZIS
"Karena transparansi itu bagian dari membangun trust rakyat atau masyarakat. Apalagi, kalau laporan kita itu bisa di-publish, maka rakyat akan senang. Karena apa yang dikeluarkan mereka itu betul-betul dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan agama dan masyarakat," jelasnya.
Husnul berpesan kepada puluhan perwakilan pengurus dari LAZ Jatim supaya tidak takut nantinya terjadi gesekan atau berebutan yang kompetisi yang tidak sehat. Ia menegaskan bahwa lahan zakat yang bisa digarap di Jatim masih sangat luas, yakni dengan proyeksi sekitar Rp 1,2 triliun dalam satu tahun ke depan.
"Dengan pencapaian zakat saat ini sekitar Rp 400 miliar, berarti sekitar Rp 600 miliar yang masih bisa dikejar dengan inovasi dan kreativitas yang bisa kita bangun bersama," pesannya.
Baca Juga: Awali Tahun Baru 1446 H, Baznas Jatim Gelar Doa Bersama dan Santuni 1000 Anak Yatim
Dalam kesempatannya, Wakil Ketua II Baznas Jatim Drs KH Ahsanul Haq mengingatkan kepada perwakilan LAZ baik tingkat nasional yang ada di Provinsi Jawa Timur maupun LAZ tingkat provinsi yang hadir, untuk tidak menyalahgunakan zakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat terorisme dan lainnya. Sehingga aman syar'i, aman regulasi, dan aman NKRI. Dalam pendistribusiannya harus sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Karena kalau satu saja yang melakukan hal yang tidak terpuji, melakukannhal yang melanggar aturan maka saya yakin semuanya juga akan terkena imbasnya. Dan pada akhirnya, diakui atau tidak, kepercayaan masyarakat juga akan turun. Bukan hanya kepada yang bersangkutan saja, akan tetapi kepada lembaga-lembaga yang lain yang cara pendistribusiannya sudah aman NKRI tadi itu," ungkapnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News