Rumah Sakit NU Babat Dikira Masjid karena Berkubah, Dikira Hotel karena Megah

Rumah Sakit NU Babat Dikira Masjid karena Berkubah, Dikira Hotel karena Megah Rumah Sakit NU Babat di Beru, Gembong, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Babat Kabupaten Lamongan mengundang Prof Dr KH Asep Saifuddin Cahlim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto, Minggu (30/1/2022). 

mengundang Kiai Asep untuk sharing tentang pengembangan yang kini pembangunannya sudah rampung.

Baca Juga: Dihadiri Khofifah dan Diimami Syaikh Fadhil, Jenazah Prof Ridlwan Nasir Dishalati Ribuan Jemaah

Dalam acara silaturahim dan sharing yang berlangsung di salah satu ruangan pertemuan itu semua pengurus harian hadir. Antara lain Rais Syuriah KH Muhammad Mustaqim dan Ketua Tanfidziyah PCNU KH Ma’mun Afandi, di samping banom dan direksi RS NU Babat.

terletak di Beru, Gembong, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Bangunan itu cukup megah dan indah. Bahkan berkubah. Sehingga banyak orang mengira rumah sakit itu masjid dan hotel.

Baca Juga: Penjelasan Kiai Asep soal Protes Kades Terhadap Bantuan Keuangan Desa 2025

“Orang masuk langsung tanya, di mana tempat wudlunya. Ada yang datang mengira hotel karena indahnya, sehingga sebelum berobat sudah sembuh,” kata Drs H Wiwid Mujikan, salah seorang tokoh Tuban yang turut berinvestasi dalam pembangunan RS NU Babat, kepada Prof Dr , MA, saat acara pertemuan.

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Cahlim, MA, saat pertemuan dengan para pengurus harian di salah satu ruangan pertemuan , Kabupaten Lamongan, Minggu (30/1/2022). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)

Baca Juga: Diikuti para Mahasiswi Asal Filipina, Peserta Pengajian Kitab Kiai Asep di UAC Membeludak

Wiwid berharap Kiai Asep terlibat dalam pengembangan RS NU Babat itu. “Kalau ada nama panjenengan (di RS NU Babat-Red) akan lebih syi’ar lagi,” kata Wiwid.

Bagaimana respons Kiai Asep? Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu memuji para pengurus yang telah sukses membangun rumah sakit.

“Luar biasa,” kata Kiai Asep ketika melihat bangunan dan berbagai ruangan di RS tersebut. Kiai Asep sempat diajak para pengurus menyaksikan beberapa ruangan, termasuk ruangan VVIP yang bernama Siti Aminah.

Baca Juga: Masa Libur Santri Amanatul Ummah Beda dengan Pondok Lain, Prof Kiai Asep Punya Dua Alasan Menarik

Kiai Asep juga menyaksikan ruang operasi, ruangan poli dan beberapa peralatan medis yang tampak masih baru di RS NU Babat tersebut.

Kiai Asep yakin bahwa para pengurus akan bisa merealisasikan program RS tersebut. Bahkan, menurut Kiai Asep, para pengurus lebih berhak sukses merealisasikan program sosial untuk umat.

“Panjenengan lebih berhak mendapat pertolongan Allah daripada saya yang sendirian,” kata Kiai Asep sembari menyitir hadits bahwa pertolongan Allah itu diberikan kepada jamaah yang memiliki anggota banyak orang.

Baca Juga: Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Undang Said Aqil di Seminar Nasional Tasawuf

“Saya dulu waktu merintis pondok pesantren sendirian,” katanya.

Kiai Asep lalu bercerita saat merintis mendirikan pondok pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto. Ia mengaku bahwa awalnya di Pacet Mojokerto hanya memiliki 48 santri. 

“Sekolahnya terdiri dari terop. Tapi papannya saya tulis sekolah bertaraf internasional,” kata Kiai Asep yang putra salah seorang pendiri NU, KH Abdul Chalim.

Baca Juga: KH Said Aqil Siradj Hadiri Acara Syukuran Sederhana Kemenangan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto

Menurut Kiai Asep, banyak orang yang menertawakan. Bahkan Kiai Asep sampai malu. Tapi Kiai Asep kemudian menemukan referensi Hadits bahwa orang bercita-cita tinggi itu disenangi Allah.

“Innalla yuhibbu ma’aliyal umur wayakrahu safsafaha. Bahwa Allah itu senang pada orang yang tinggi urusannya, tinggi cita-citanya dan Allah benci pada orang yang rendah urusannya, rendah cita-citanya,” kata Kiai Asep.

Ternyata tekad, sikap optimistis, dan percaya diri serta riyadlah Kiai Asep yang istiqamah membuahkan hasil. Kini Amanatul Ummah memiliki 12.000 santri. Bahkan Amanatul Ummah banyak menghasilkan lulusan berkualitas sehingga banyak sekali diterima di perguruan tinggi di luar negeri seperti Mesir, Yaman, Maroko, China, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, dan lainnya.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran

Begitu juga di dalam negeri. Lulusan Amanatul Ummah banyak diterima di perguruan tinggi favorit seperti Unair, UB, UI, ITB, IPB, Unram, UIN, UGM dan lainnya.

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Cahlim, MA, saat menyaksikan peralatan medis Kabupaten Lamongan, Minggu (30/1/2022). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Kiai Asep bahkan tidak hanya sukses mengelola pesantren, tapi juga sukses menjadi ulama kaya raya yang gemar bersedekah. 

"Saya dijuluki Pak Mas'ud Adnan, seorang penulis, sebagai kiai miliarder tapi dermawan. Ada tapinya. Karena tak semua orang kaya dermawan," kata Kiai Asep sembari tertawa.

Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep mengaku akan membantu RS NU Babat, tapi tak mau memiliki sahamnya. 

"Saya akan bantu tapi lepas, tak terikat," kata Kiai Asep seusai acara. Kabarnya, memiliki 10 persen saham pada itu.

Rencananya bantuan itu akan diberikan pada saat Ramadan depan. Karena saat itulah Kiai Asep banyak mengeluarkan sedekah dan zakat. 

Pada Ramadan lalu Kiai Asep sempat mengeluarkan zakat dan sedekah sekitar Rp 8 miliar.

Sementara KH Ma’mun Afandi menegaskan bahwa RS NU ini bagian dari program . Menurut dia, bukan hanya PCNU yang ditekankan untuk memiliki program sosial dan kesehatan untuk ummat. Tapi juga MWC di bawah .

“Semua MWCNU harus punya klinik kesehatan,” katanya. Di bawah terdapat 19 MWCNU. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO