SURABAYA (BangsaOnline) - Konstelasi politik jelang Pilwali Surabaya akhir Desember 2015 mulai meningkat. Memasuki triwulan kedua 2015, tampak kutub politik kandidat pilwali mulai mengerucut. Sebut saja PKB yang kini yang terus melakukan konsolidasi internal dengan mengumumkan sejumlah nama bacawali.
Lembaga Survei dan Pemenangan Pemilu, IPOL Indonesia melansir hasil rilis mengejutkan terkait sejumlah nama bakal calon walikota yang akan bertarung di pilwali. Nama-nama tersebut dijaring dari masyarakat melalui jajak pendapat independen.
Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan
IPOL Manager, Hendy Kurniawan mengatakan, pihaknya melakukan jajak pendapat dengan menggunakan metode random purporsive area sampling, dimana sebaran populasi diambil berdasarkan area.
“Kami mengambil sampling pada sejumlah wilayah di Surabaya, dengan nama-nama yang kami survei berdasarkan popularitas atau berdasarkan visibility di media massa.“ ujarnya, Rabu (1/4).
Kendati nama kandidat pilwali masih belum diumumkan KPU karena masih dalam tahapan pemutakhiran data, namun lanjut Hendy Kurniawan, para pemilih potensial di Surabaya setidaknya sudah bisa menentukan pilihan.
Baca Juga: PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?
“Kami menjaring sejumlah nama-nama di media massa, kemudian melakukan jajak pendapat independen. Hasilnya elektabilitas petahana Tri Rismaharini masih menduduki peringkat teratas dengan prosentase elektabilitas 32 persen, dibandingkan nama lain,” tutur Aktivis HMI ini.
Nama lain yang cukup mengejutkan, imbuh Hendy, adalah sosok Syamsul Arifin yang dikenal sebagai adik Menpora, Imam Nahrawi. Prosentase elektabilitas Syamsul Arifin sebesar 26 persen. Sebaran pemilih potensial Syamsul terdapat di wilayah sub urban yang dikenal sebagai daerah masyarakat Madura, meliputi Ampel, Morokrembangan, Bulak Banteng, Semampir, Sukomanunggal, Bubutan dan Kenjeran.
“Sifat sebarannya pemilih Syamsul Arifin ini masih parsial dan belum terfokus, sehingga masih berpotensi sebagai floating mass (massa mengambang), sementara pemilih Tri Rismaharini, tersebar di wilayah Surabaya Timur, Selatan dan Barat yang dikenal sebagai pemilih modern dimana memiliki karakter perkotaan,” ungkap Hendy.
Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya
Selain dua nama diatas, IPOL juga merilis nama kandidat lain, seperti Wisnu Sakti Buana, Adies Kadir, Dr. Benjamin.K MARS, Dhimam Abror. namun elektablitasnya masih jauh dibandingkan kedua nama diatas.
Hasil rilis IPOL ini menurut Hendy Kurniawan, bersifat sementara dan tidak bisa dijadikan rujukan, sehingga setiap kandidat masih bisa menaikkan elektabilitas sesuai mesin masing-masing partai.
“Dinamika politik yang menyebutkan petahana akan diusung melalui jalur Independen juga mempengaruhi sejumlah massa pendukung parpol fanatik, sementara masyarakat yang tidak menentukan pilihan masih sangat diam, artinya Silent Majority ini sangat dipengaruhi oleh langkah konkrit para kandidat,” tuturnya.
Baca Juga: Di Depan 700 Kiai MWCNU-Ranting NU se-Surabaya, Kiai Asep: Wali Kota Surabaya Harus Kader NU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News