Oleh: Marsekal Pertama TNI (Purn) Ir Muhammad Johansyah, M.Eng, MA --- Beberapa saat setelah pergantian tahun 2021-2022, setelah perhelatan akbar Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung, setelah susunan pengurus PBNU diumumkan, muncul beberapa organisasi non struktural yang digagas dan beranggotakan para pegiat-aktivis NU kultural. Salah satunya adalah: "Pergerakan NU Kultural".
Mereka menggunakan atribut "NU" karena secara kultur mereka adalah NU dan ikut terlibat dan bertanggung jawab terhadap misi besar NU. Sebagaimana para aktivis lainnya menggunakan kata "Indonesia" sebagai ungkapan keterlibatan dalam melihat dan memaknai Indonesia dalam beragam persepsi.
Baca Juga: KPK Akan Undang 3 Capres Adu Gagasan Tentang Pemberantasan Korupsi, Ini Kata Timnas Amin
“Pergerakan NU Kultural" adalah pergerakan kultural yang digagas oleh para aktivis NU kultural dengan beragam latar belakang aktivitas-maupun profesi. Mereka adalah para ulama, kiai kampung, politisi, anggota parlemen, militer, birokrat, dosen, pengusaha-pedagang kaki-lima dan para-aktivis gerakan mahasiswa. Antara lain: IKA PMII, FK GMNU dan santri perkotaan yang tersebar di ibu kota provinsi-kabupaten kota. Yang di seluruh urat nadi mereka terpompa darah NU mengalir dari ujung kaki-sampai ke ujung kepala.
Para aktivis dan pegiat "Pergerakan NU Kultural" mempunyai agenda besar untuk ikut mengadvokasi, bertanggung jawab, menjaga, merawat, melestarikan dan memajukan Republik Indonesia. Yang mereka ikut andil menjaga, melestarikan dan memperjuangkan-nya.
Anggota-aktivis pegiat "Pergerakan NU Kultural" adalah mereka yang tidak terlibat dalam ke-pengurusan (struktur) PBNU (Hasil Muktamar NU 34-2021) maupun kepengurusan NU Wilayah-Cabang. Mereka terpanggil untuk ikut bertanggung jawab menjadikan Indonesia semakin demokratis, imparsial, plural, adil-makmur dan sejahtera.
Baca Juga: Yenny Wahid: Prabowo Hina Gus Dur, Cak Imin Gugat Rp99 Miliar
Salah satu agenda penting Pergerakan NU Kultural adalah perluasan dari "Konvensi Capres aktivis NU" 2021.
Konvensi "Capres Aktivis NU 2021" adalah sebuah ikhtiar untuk mencari kandidat capres dari kalangan aktivis NU kultural untuk bisa bersaing dan berlaga pada Pilpres 2024. Hasil Konvensi Capres NU 2024 memunculkan beberapa nama di antaranya: Dr Andi Jamaro Dulung (AJD), dan Dr Ali Masykur Musa (AMM).
Mereka adalah politikus, tokoh-tokoh NU Kultural yang sejak muda berkarir-beraktivitas di lingkungan NU dan PMII.
Baca Juga: Kader NU: Watak Prabowo Tak Berubah, Kini Ndasmu Etik, Dulu Gebrak Meja
Ketua "Tim 9 Konvensi Capres NU Kultural", KH Muchlas Syarkun, menegaskan bahwa AJD dan AMM layak dipromosikan sebagai Capres 2024 dengan latar belakang NU kultural. Memang muncul cibiran dari berbagai pihak terhadap munculnya Capres NU Kultural. Menurut mereka, Capres NU Kultural tidak memungkinkan untuk mendapat dukungan dari partai politik, apalagi bisa bersaing dan menang.
Tapi para aktivis Pergerakan NU Kultual optimistis. Sebagai ilustrasi, kita bisa belajar dari tokoh politik yang banyak disebut kehadirannya bisa memicu perang antara Soviet dan Ukraina, bahkan Perang Dunia ke-3. Dia adalah presiden terpilih Ukraina (2019) Volodymyr Zelensky.
Semula Zelensky jauh dari persepsi kita semua. Zelensky bukan politikus, juga bukan tokoh militer. Presiden terpilih Ukraina justru mantan komedian (pelawak). Dia politikus pemula, bahkan dia mengumumkan masuk dunia politik beberapa bulan sebelum pemilihan umum.
Baca Juga: Dibentak Pengawal Capres, Peter F Gontha Ajak Masyarakat Melawan Aparat Arogan
Namun ia berhasil mengalahkan presiden petahana dengan dukungan suara 73%.
Ada dua program menarik yang dijanjikan Volodymyr Zelensky pada saat kampanye. Pertama, pemberantasan korupsi.
Kedua, membuat warga Ukraina bahagia. Janji yang kedua sangat mudah dilaksanakan oleh Volodymyr Zelensky. Yaitu membahagiakan rakyat Ukraina karena memang dia seorang komedian. Dan semuanya berhasil. Ia menang dan terpilih.
Baca Juga: Keluarga Besar Syaikhona Kholil Bangkalan Nyatakan Sikap Netral di Pilpres 2024
Dalam politik semua serba mungkin, selama strategi (means, ways, end) terukur dan dapat dilaksanakan dengan baik.
Salam Pergerakan!
Marsekal Pertama TNI (Purn), Ir Muhammad Johansyah, M.Eng, MA, adalah pengamat politik hubungan internasional
Baca Juga: Punya Basis Massa Riil dan Representasi Perempuan, Khofifah Dinilai Layak Dampingi Prabowo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News