3,5 Juta Warga Jatim Belum Divaksin, Bakal Jadi Sasaran Vaksin Merah Putih

3,5 Juta Warga Jatim Belum Divaksin, Bakal Jadi Sasaran Vaksin Merah Putih Tampak Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah, pakai baju batik), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wagub Emil Dardak, dan Rektor Unair Moh Nasih sedang mengamini doa yang dipimpin Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dalam acara Seremoni Uji Klinik Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022). Foto: MMA/BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa sangat bangga atas proses kelahiran Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga, PT Biotis Pharmaceuticals dan RSUD Dr Soetomo Surabaya. Bahkan, kata , Forkopimda Jawa Timur mendukung penuh Vaksin Merah Putih yang telah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Tapi mau dikemanakan vaksin tersebut mengingat proses kelahirannya agak terlambat? Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengaku mendapat opsi dari Dirut RS Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi, agar digerakkan ke luar Jawa.

Bagaimana respons ? “Sebentar Pak Joni, masih ada 3,5 juta warga Jatim yang belum divaksin,” kata Gubernur saat menyampaikan sambutan pada Seremoni Uji Klinis Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022).

Karena itu, menurut , Vaksin Merah Putih, di antaranya untuk memvaksin 3,5 juta warga Jawa Timur yang belum divaksin itu. Selain itu, juga untuk masyarakat di luar Jawa Timur atau nasional dan internasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, jumlah total penduduk Jawa Timur sebanyak 40,67 juta orang.

Laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur periode 2010-2020 sebesar 0,79 persen per tahun, meningkat dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 0,76 persen. Jawa Timur masih dalam masa bonus demografi karena 71,65 persen penduduknya masih berada di usia produktif (15-64 tahun).

Persentase penduduk usia lanjut 60 tahun ke atas di Jawa Timur meningkat menjadi 13,1 persen dari 10,40 persen dari hasil SP2010.

(Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah), Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa dan Rektor Moh Nasih saat memberikan keterangan pers usai acara Seremoni Uji Klinik Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (8/2/2022). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)

Jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 99,60. Penduduk Jawa Timur paling besar pada kelompok Mataraman, yaitu sebesar 34,62 persen, diikuti oleh kelompok Arek sebesar 30,86 persen, Kelompok Pandalungan sebesar 24,67 persen dan Kelompok Madura sebesar 9,85 persen.

Hadir dalam acara itu Menko PMK Muhadjir Effendy, Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak, Pangdam V/Brawiajaya TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, Rektor M Nasih, Dirut RS Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan tokoh lain.

Acara Seremoni Uji Klinik Vaksin Merah Putih itu diawali doa bersama yang dipimpin Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, selama ini vaksin di Indonesia masih mengandalkan impor. Pada tahun 2021, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 47 triliun untuk mengimpor vaksin. Sedang total anggaran untuk program vaksinasi di tahun 2021 mencapai 58 triliun.

Rektor Moh Nasih mengatakan, Vaksin Merah Putih telah diproyeksikan sebagai produk vaksin kebanggaan nasional dan dipastikan telah bersertifikat halal. Nasih bahkan menyebut Vaksin Merah Putih tersebut sebagai vaksin Covid-19 berstatus halal pertama.

“Vaksin ini akan menjadi vaksin Covid-19 berstatus halal pertama. Sertifikat halal tersebut akan berlaku dari 7 Februari 2022 hingga 6 Februari 2026,” kata Nasih saat memberikan sambutan.

Nasih mengatakan, meski telah memasuki masa uji klinis tahap I, perjalanan Vaksin Merah Putih akan sangat terjal demi mencapai status siap edar. Ia mengatakan, diperlukan kerja sama dari semua pihak.

“Dukungan dan kerja sama kami mohon untuk dapat terus mengalir agar Vaksin Merah Putih dapat berkontribusi pada penanganan pandemi Covid-19,” ujarrnya.

Seremoni uji klinis tahap satu dilakukan di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Sebanyak 90 relawan disuntik Vaksin Merah Putih pada uji klinis tahap satu tersebut.

Sementara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan sertifikasi halal yang dimilikinya, Vaksin Merah Putih diharapkan dapat mencakup seluruh penduduk. Tidak saja di dalam negeri, tapi juga negara-negara lain, khususnya yang memiliki populasi agama Islam tinggi.

“Sehingga dengan demikian bukan hanya (dimanfaatkan) secara lokal, namun juga internasional,” ujarnya.

Budi mengatakan, setelah melakukan uji klinik, vaksin Merah Putih harus sesegera mungkin melakukan proses registrasi skala global. Sebelum diedarkan secara internasional, kata dia, vaksin Merah Putih harus terlebih dahulu melakukan proses registrasi di World Health Organization (WHO), dan mendapatkan listing internasional.

Rencananya vaksin ini akan digunakan sebagai booster dan anak usia 3-6 tahun. "Untuk sementara kita lihat, potensi vaksin Merah Putih untuk vaksin booster dan anak khususnya di atas 3-6 tahun. Di dunia tidak banyak vaksin (untuk anak 3-6 tahun). Setahu saya baru Sinovac dan Pfizer. Untuk Pfizer juga sedang uji klinis," ujarnya.

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, vaksin Merah Putih yang dikembangkan di Universitas Airlangga () tidak hanya akan digunakan sebagai vaksin dosis ketiga atau booster. Ia mengatakan, vaksin Merah Putih juga akan dihibahkan ke negara lain.

Sasaran hibah dikhususkan pada negara di Afrika yang berpenduduk mayoritas Muslim lantaran masih minim cakupan vaksinnya dan menginginkan vaksin yang halal.

"Vaksin Merah Putih ini nantinya juga akan dihibahkan kepada negara-negara tetangga khususnya di benua Afrika yang memiliki kendala dalam vaksinasinya,” kata dia.

Muhadjir mengatakan, vaksin Merah Putih merupakan wujud kemajuan dan kemandirian bangsa dalam penanganan virus Covid-19. melakukan uji coba klinis tahap pertama di RSU Dr Soetomo Surabaya.

"Mengingat vaksin Merah Putih merupakan produk dalam negeri dimana perwujudan dari kemajuan dan kemandirian bangsa sebagai upaya untuk mendorong tercapainya ketahanan nasional," ucapnya. (dev/mer/lei/lan)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO