KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Melonjaknya harga kedelai berdampak terhadap pelaku UMKM tahu dan tempe di Kabupaten Kediri. Mereka terpaksa menaikkan harga jual tahu dan tempe, serta mengurangi produksi lantaran permintaan juga menurun.
Seperti yang dialami oleh Gatot Siswanto (56), warga Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Ia mengungkapkan, bahwa harga kedelai saat ini mencapai Rp. 11.000/kg. Padahal akhir Desember 2021 - Januari 2022, harga kedelai masih normal berkisar antara Rp.8.000 - Rp. 9.500/kg.
Baca Juga: Debat Publik Terakhir KPU Kediri Sukses, Dhito Kenakan Sepatu Produk UMKM
"Dengan harga saat ini, tentu saja harga jual produk kami berupa tahu terpaksa juga kami naikkan. Semula harga per biji tahu Rp900, sekarang naik menjadi Rp1.000 per biji," kata Gatot saat ditemui di tempat produksi tahunya, Selasa (15/2).
Pria yang juga Ketua Kelompok UMKM Kelud Mandiri Kabupaten Kediri itu mengatakan kenaikan harga jual tahu berdampak terhadap permintaan terhadap masyarakat yang saat ini juga menurun. Tentu hal itu berpengaruh terhadap produksi tahunya.
"Kami terpaksa juga menurunkan produksi hingga 20 persen lebih dari sebelumnya. Kalau sebelum ada kenaikan harga kedelai, kami bisa menghabiskan 300 kg kedelai setiap harinya, sekarang turun menjadi hanya 240 kg," imbuhnya.
Baca Juga: Sapa Masyarakat, Mbak Cicha Perkuat Visi Misi Dhito-Dewi Kembangkan UMKM
Gatot berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan untuk menurunkan harga kedelai. Mengingat, saat ini harga minyak goreng juga masih tinggi. Ia khawatir usahanya akan gulung tikar bila keadaan harga kedelai dan minyak goreng tidak segera turun.
"Kami para pelaku UMKM di Kabupaten Kediri memohon dengan sangat kepada pemerintah untuk segera membuat kebijakan yang tidak merugikan para pelaku UMKM," tutup Gatot. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News