MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menggelar Lailatul Ijtima’ dan pengajian Kitab Al-Hikam di Guest House Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Rabu (16/2/2022) malam.
Acara ini sekaligus memperingati Harlah ke-99 NU dan Pra Kongres Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). “Hikam itu banyak disebut tapi tak dilaksanakan. Aswaja banyak disebut tapi tak dilaksanakan,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com sebelum acara.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Hadir dalam acara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, mantan Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali, mantan Katib Syuriah PBNU KH Mujib Qolyubi, mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Ridwan Nasir, dan para tokoh lain. Acara itu dihadiri sekitar 200 kiai dan tokoh dari seluruh Jawa Timur.
Menurut Kiai Asep, Kitab Hikam adalah kitab yang sangat masyhur di kalangan ulama dunia, terutama di pondok pesantren. “Isinya adalah petunjuk global kehidupan,” tutur ketua umum PP Pergunu itu.
Kitab Al-Hikam karya utama ulama besar, Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari. Ibnu Athoillah adalah tokoh sufi terkemuka dari Tarekat Syadziliyah. Ia lahir di Alexandria, Mesir, 648 H/1250 M.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Ibnu Athoillah sangat produktif. Ulama alim allamah itu melahirkan sekitar 20 karya kitab. Meliputi bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu, dan ushul fiqh.
Kitab Al-Hikam merupakan maha karya Ibnu Athaillah yang sangat popular berabad-abad hingga sekarang. Kitab Al-Hikam adalah ciri khas pemikiran Ibnu Athaillah terutama dalam bidang tasawuf.
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas Antar Sesama
Sementara Lailaltul Ijtima’ adalah tradisi ritual dan spiritual NU yang biasa digelar setiap malam bulan purnama atau malam tanggal 15.
Acara Lailatul Ijtima' ini dimulai sejak pukul 16.00 WIB dan baru selesai 22.30 WIB. Menurut Kiai Asep, acara ini akan digelar tiap bulan pada tanggal 14 atau malam tanggal 15.
Gubernur Khofifah berterima kasih kepada para kiai, terutama Kiai Asep, yang istiqomah mendoakan dirinya. Gubernur asal Wonocolo Surabaya itu mengaku merasakan betul manfaat doa para kiai. Terutama doa Kiai Asep dalam suksesnya program-program pemerintahannya.
Baca Juga: Antusias Siswa Rejoso Sambut Bantuan dari Khofifah Pascabanjir
“Kalau kita kerja keras, provinsi lain juga kerja keras. Kalau kita profesional, provinsi lain juga kerja profesional,” kata Khofifah saat memberikan sambutan.
Tapi khusus doa, kata Khofifah, provinsi lain belum tentu punya kekuatan doa seperti provinsi Jawa Timur. Karena itu, Khofifah mengaku selalu menyampaikan kepada para kepala OPD Provinsi Jawa Timur bahwa kesuksesan yang diraih karena faktor doa para kiai.
Khofifah mengungkap program pengentasan kemiskinan. Ia menjelaskan, pada tahun 2021 penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur tertinggi.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Sebesar 30 persen. Selama 10 tahun penurunan tertinggi kemiskinan terjadi pada tahun 2021,” kata Khofifah yang mengaku sujud syukur atas prestasi yang diraih Jawa Timur.
Begitu juga tentang Kompetisi Sains Nasional (KSN). Menurut Khofifah, selama 18 tahun selalu DKI Jakarta yang juara. “Tapi pada tahun 2020 dan 2021 Jawa Timur berturut-turut juara,” ungkap Khofifah dengan wajah sumringah.
Karena itu Khofifah sangat berterima kasih kepada para kiai, terutama kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Kiai Asep memang selalu mendokan Khofifah dan Emil Dardak. Kiai Asep juga istiqomah mendokan Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma'ruf Amin.
"Kalau kita mendoakan orang lain, maka kita akan didoakan oleh malaikat. Semoga sampean juga seperti itu (doa)," kata Kiai Asep saat memberikan sambutan.
Kiai As’ad Said Ali juga memuji Kiai Asep. Menurut dia, para pengurus Pergunu beruntung punya pemimpin Kiai Asep. “Susah cari pemimpin seperti beliau,” kata mantan Wkil Kepala BIN itu saat memberikan sambutan.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Banjarmasin, Khofifah Sampaikan Pesan Persatuan dan Persaudaraan
Menurut dia, Kiai Asep bukan hanya seorang ulama yang dermawan tapi juga seorang intelektual yang sukses mengubah lingkungannya menjadi leibih baik.
“Dulu saya kesini belum ada apa-apa disini,” kata Kiai As’ad.
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
Ia lalu bercerita tentang perjuangan Kiai Asep menghidupkan Pergunu. “Dulu beliau datang ke saya saat acara PBNU,” kata Kiai As’ad. Kiai Asep ingin menghidupkan Pergunu.
“Saya sampaikan ke Pak Said Aqil (sebagai ketua umum PBNU). Karena waktu Gus Dur dan Pak Hasyim ditolak,” kata Kiai As’ad. Gus Dur dan Kiai Hasyim menolak karena saat itu secara politis, para guru SMP, SMA dan sebagainya itu pasti dan harus berafiliasi ke Golkar.
Kiai As’ad menyampaikan kepada Kiai Said Aqil bahwa situasi politik sekarang sudah berubah. Tidak lagi sentralistik Golkar. Akhirnya Kiai Said Aqil mau menerima.
“Sekarang Pergunu jadi banom terbaik,” kata Kiai As’ad Ali.
Karena itu Kiai As’ad mengaku sangat senang bertemu Kiai Asep. “Saya walau (kondisi) agak gak enak, tapi kalau ketemu Kiai Asep saya segar,” katanya sembari tertawa.
Kiai Qolyubi juga mengapresiasi Kiai Asep. “Saya datang dari Jakarta hanya ingin nanti di akhirat menjadi saksi bahwa kami rombongan Kiai Asep. Itu yang penting,” kata Kiai Qolyubi saat memberikan taushiah.
Ia juga mengaku senang dengan istighatsah yang dipimpin Kiai Asep. Karena pendek dan ada penjelasannya. “Biasanya istighatsah itu panjang,” katanya. Sehingga mengurangi keikhlasan karena melelahkan.
“Karena istighotsahnya pendek saya tadi sangat ikhlas,” katanya.
Acara itu diakhiri doa yang dipimpin Prof Dr KH Ridwan Nasir, Drs KH Muhammad Roziqi (Ketua Baznas dan Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur), dan KH Abdul Mannan dari Madura. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News