KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren Wali Barokah di Kelurahan Burengan Kecamatan Pesantren Kota Kediri, Jawa Timur, menjadi salah satu ponpes di Indonesia yang sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi operasional pondok.
KH. Sunarto, Pimpinan Ponpes Wali Barokah Kota Kediri, mengatakan bahwa PLTS itu sudah dikembangkan sejak tahun 2018, dengan instalasi solar cell atau panel surya berukuran 40 meter x 41 meter.
Baca Juga: Selama 2024, PLN Jatim Catat Penjualan Listrik Tembus 44,3 TWh
Meski demikian, Ponpes Wali Barokah tetap menggunakan listrik dari PLN untuk membantu sebagian penerangan di lingkungan pondok yang memiliki 3.500 santri dan santriwati itu.
Menurut Sunarto, PLTS di Wali Barokah merupakan yang terbesar di Indonesia untuk ponpes. Pihaknya sengaja menggunakan PLTS sebagai bentuk penerapan energi baru terbarukan (EBT), sesuai dengan rencana jangka panjang organisasi. Apalagi, penggunaan energi listrik dari PLTS membuat biaya operasional pondok lebih hemat.
Selain itu, penggunaan PLTS juga untuk mengantisipasi gangguan listrik dari PLN yang kadang terjadi.
Baca Juga: Jangan Terkecoh, Diskon Token Listrik 50 Persen Ada Batasnya dan Tak Bisa Beli Banyak
"Pembangunan PLTS Wali Barokah ini diilhami dari sebuah kebutuhan agar seluruh pasokan listrik yang digunakan untuk proses belajar mengajar di pondok ini terpenuhi dengan baik. Kita harus katakan bahwa fakta yang selama ini ada, terkadang dari PLN harus memberitahukan terjadi gangguan-gangguan atau pematian untuk daya listrik," katanya, Kamis (17/2).
"Tenaga surya ini merupakan anugerah Tuhan, bahwa sinar matahari di Kota Kediri sangat efektif bisa didayagunakan. Atas dasar itu, kemudian dikonsultasikan dengan para pihak terkait, terutama kepada alumni pondok yang mempunyai keahlian," terangnya sambil mengajak awak media melihat dari dekat panel surya yang didatangkan dari Kanada itu.
Dipilihnya panel surya buatan Kanada, karena dinilai lebih tahan lama dibandingkan produksi dalam negeri maupun negara Cina. Meski, harganya lebih mahal.
Baca Juga: PLN Bawa Kabar soal Pembelian Token dengan Diskon Tarif Listrik 50 Persen
"Harga panel surya buatan Kanada ini, termasuk peralatan penunjangnya, mencapai Rp 10,1 miliar. Bila beli buatan Cina, misalnya, harganya memang lebih murah. Tapi yang perlu dipahami, mahalnya itu di depan saja. Dengan adanya garansi 25 tahun dari produsennya, maka yang dari Kanada ini jatuhnya malah lebih murah," terang pria asli Klaten, Jawa Tengah itu. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News