SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH Moch Djamaludin Ahmad, kiai yang dikenal sebagai Guru Majelis Al Hikam karya Syekh Ibnu Athoillah dan banyak kitab kuning lainnya, meninggal dunia hari ini, Kamis (24/2) atau 23 Rojab 1443 Hijriah.
Banyak yang merasa kehilangan atas wafatnya kiai yang kajiannya sangat menyentuh kalbu tersebut. Terutama jamaah majelis Ilmunya yang jumlahnya mencapai ribuan.
Baca Juga: Yayasan Wings Peduli Salurkan 5 Ton Beras ke YPTBU Tambakberas Jombang
Grup WhatsApp Alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, misalnya. Semua anggota kompak mengabarkan berpulangnya Kiai Djamal melalui story masing-masing.
Sekadar informasi, KH Djamaludin Ahmad merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al Muhibbin (Bumi Damai) Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Ia adalah menantu dari KH Abdul Fatah sekaligus guru Kiai Djamal sewaktu nyantri di Pesantren Tambakberas.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kami santri Alumni Ponpes Bahrul Ulum, dan jamaah Majelis Al Hikam berdukacita atas meninggalnya guru kami yang sangat kami cintai," kata, Ibnu Al Farabi, Alumnus Bahrul Ulum yang juga Wakil Sekretaris PC GP Ansor Jombang.
Baca Juga: Kiai dan Gus Keluarga Besar Tambak Beras Doakan Yenny Wahid Cawapres 2024
Menurutnya, Kiai Djamal adalah guru panutan yang menjadi teladan bagi santri dan jamaahnya. "Beliau adalah kiai santun dan berakhlak. Kepedulian beliau terhadap segala persoalan umat dan memberikan pandangan sesuai ajaran agama, atas persoalan itu," terangnya.
Hal yang sama, disampaikan Ide Bagus Arief Setiawan, Alumni Ponpes Bahrul Ulum lainnya. Ia mengaku sangat berduka atas kepergian KH Djamaludin Ahmad.
"Kami para santri yang sudah kembali ke masyarakat merasa sangat kehilangan. Karena bagi kami, Abah Kiai Jamal adalah sosok pengasuh yang 'alim dan zuhud," kata Gus Ibas, demikian panggilan karibnya.
Baca Juga: Di Haul Muassisin NU, Kiai Asep Doakan Ketum PBNU yang Terpilih yang Bantu Perjuangan Palestina
Menurut Direktur Lakspedam NU Cirebon ini, Kiai Djamal adalah guru rohani yang ngayomi santri dan jamaahnya. "Siapa pun yang pernah mondok di Pesantren Tambakberas, pasti merasa menjadi santrinya beliau. Itulah nuansa batin yang dirasakan oleh kami para alumni," katanya.
"Sugeng tindak Abah Yai, semoga kita semua diakui sebagai santrine panjenengan," pungkas Sekretaris DPC PKB Cirebon itu.
Sekadar tambahan, KH Djamaludin Ahmad adalah ulama dari Thoriqoh Sadziliyah. Banyak yang menilai kajian Kitab Al Hikam yang dibawakannya terasa sampai di hati. Itu karena Syeikh Athailah As Sakandariy, penyusun Kitab Al Hikam, adalah cucu murid Syeikh Abi Hasan As-Sadzili.
Baca Juga: Bu Mun Angkat Anak Yatim Korban Covid-19 Jadi Santri Tambak Beras Jombang
Kiai Djamal adalah pengamal Thoriqoh Sadziliyah. Beliau berbaiat Thoriqoh Sadziliyah kepada Al Maghfurllah KH. Abdul Jalil Mustaqim, di Pondok PETA (Pesulukan Thariqoh Agung), Tulungagung, Jawa Timur. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News