Sebut AS Bangsa Pembohong Sialan, Prajurit Ukraina Siap Gempur Tentara Rusia jika Masuk Kiev

Sebut AS Bangsa Pembohong Sialan, Prajurit Ukraina Siap Gempur Tentara Rusia jika Masuk Kiev Seorang tentara Garda Nasional Ukraina marah pada AS yang dia sebut bangsa pembohong dan takut dengan Rusia. Foto: Screenshot Fox News/sindonews.com

KIEV, BANGSAONLINE.com - Tentara Garda Nasional Ukraina marah pada dan negara-negara barat lainnya karena mereka tak banyak membantu Ukraina. Salah seorang tentara meluapkan kemarahannya pada AS karena tidak berbuat banyak untuk melawan invasi Rusia. Tentara Ukraina itu menyebut Amerika bangsa pembohong dan takut dengan Rusia.

Luapan kemarahan tentara yang menggunakan nama pendek Andriy itu disampaikan kepada Fox News di Kiev ketika perang terus berkecamuk pada hari Minggu. Dia kecewa dengan Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin barat lainnya karena menolak memberlakukan zona larangan terbang di langit Ukraina dengan alasan itu akan mengarah pada Perang Dunia III.

Baca Juga: Suriah Kini, Mengulang Tragedi Penghancuran Irak dan Libya

“Anda takut untuk membersihkan langit kami karena Anda takut dengan Rusia,” kata tentara tersebut.

"Anda adalah bangsa pembohong sialan. Kami memberikan tenaga nuklir dan senjata nuklir kami untuk jaminan Anda–jaminan Anda tak berarti apa-apa.”

Kemarahan tentara Ukraina itu senada dengan apa yang dilontarkan Presiden Volodymyr Zelensky. Menurutnya, penolakan AS dan NATO untuk melawan Rusia sama artinya dengan mengizinkan rakyat Ukraina dibunuh pelan-pelan oleh Moskow.

Baca Juga: Temui Pengusaha di Vietnam, Jokowi Ajak untuk Berinvestasi di IKN

Sementara prajurit angkatan darat Ukraina bersiap-siap untuk menyambut kedatangan militer Rusia yang terus bergerak maju ke Ibu Kota Kiev. Mereka menyiapkan semua skenario pertempuran apabila angkatan bersenjata Rusia masuk ibu kota.

Invasi Rusia ke Ukraina, memasuki hari ke-12 pada Senin (7/3/2022), telah menyebabkan lebih dari 1,5 juta orang melarikan diri dari negara itu dalam apa yang disebut PBB sebagai “krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II”. Ratusan warga sipil telah tewas dan ribuan terluka, dengan ratusan ribu sebagian besar perempuan dan anak-anak membanjiri negara-negara tetangga seperti Polandia, Rumania, atau Moldova untuk berlindung.

Sumber: Sindonews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO