BANGKALAN,BANGSAONELINE.com - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memiliki mini plant pabrik mini garam yang mampu menaikan kandungan tinggi natrium klorida (NaCl) dari garam konsumsi menjadi garam indunstri bahkan untuk garam farmasi.
Miniplan pabrik mini garam ini mampu memproduksi sampai 100 ton perbulan, dan satu satunya pabrik pertama di dunia yang mampu menaikkan NaCl dari 84 persen menjadi 98,5 persen yang dirakit UTM. Hal ini di sampaikan, Dr.Ir.Abdul Aziz Jakfar , M.T Wakil Rektor II pada BANGSAONLINE.com di Gedung Sekretariat UTM, Kamis (10/3/2022)
Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi
"UTM memilik mini plan pabrik mini garam yang dirakit UTM, mampu memurnikan garam krosok (petani) menjadi garam Industri bahkan garam kebutuhan farmasi. Mini paln pabrik ini mampu mengeloh sampai 100 ton perhari," ungkapnya.
Warek II ini menjelaskan, mini plan pabrik mini garam mampu menaikkan NaCl garam dari 84 persen ke 98,5 persen tanpa mengunakan kimia diproses secara makanis. Mulai proses pemecahan menjadi tepung lebih halus, terus ke gradasi, bahkan ke granula serta penyaringan semuanya murni tanpa mengunakan kimia.
"Kualitas NaCl naik menjadi 98,5 persen maka harga garam krosok memjadi naik, dari harga Rp 300 bisa jadi Rp 2.500 /Kg, bahkan menjadi Rp 200.000/Kg untuk garam farmasi,"ujar dia.
Baca Juga: Kolaborasi dengan UTM, Pemkab Pamekasan Launching Produk Program Matching Fund 2024
Abah Aziz menambahkan, UTM sudah sejak tahun 2014 melakukan riset pengembangan garam Madura, dengan kajian secara konprehensif serta bekerja sama dengan berbagai pihak. Sejak tahun lalu (2020). diperoleh sebuah tekhnologi yang sederhana akan tetapi sangat baik dan efesien dalam memproduksi garam kualitas industri hingga kualias farmasi.
Bahkan saat ini Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr.Ir.Zulkieflimansyah dan Kalimantan Barat mengajak kerjasama terkait teknologi purifikasi garam bahkan untuk memiliki mini plant mini pabrik garam tersebut. DIa meminta pemerintah Daerah dan Pusat agar mampu memaksimalkan hasil inovasi Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Ia memaparkan, bahwa kebutuhan garam nusantara mencapai 4, 6 juta ton pertahun, sedangkan produksi garam domustik hanya hanya mampu memproduksi 1,6 ton pertahun, dan 3 juta ton impor. Dengan hasil inovasi UTM mini plan pabrik mini garam , tinggal menunggu goodwill dari pemerih, mengingat Pulau Madura di anugrahi air laut asin yang memiliki NaCl yang tinggi kadarnya mencapai 95 persen NaCl, khususnya di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep.
Baca Juga: Disdik Bangkalan Salurkan Beasiswa Pelajar dan Mahasiswa sebesar Rp 1 M, Minat? Berikut Caranya
Sementara, Lukmanul Haki Staff Khusus Wakil Presiden LH.Ma'rug Amin, mengapresiasi atan inovasi mini plant pabrik mini garam yang mampu merubah kandungan NaCl menjadi 98,5 persen. Kata Lukmanul Hakim , Madura memiliki potensi besar penghasil garam Indonesia, maka dibutuhkan support dari pemerintah pusat daerah baik propinsi atau kabupaten. Garam Madura tidak hanya untuk konsumsi akan tetapi menjadi garam industri bahkan garam farmasi. Hal ini akan mampu mengangkat dan meningkatkan perekonomian petani garam nusantara khususnya petani garam Madura. (uzi/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News