Sedekah Kolosal Ramadan, Kiai Asep Gelontorkan Rp8 Miliar untuk 40.000 Paket Bingkisan

Sedekah Kolosal Ramadan, Kiai Asep Gelontorkan Rp8 Miliar untuk 40.000 Paket Bingkisan Para ibu-ibu saat menerima bingkisan berupa beras 5 kg, sarung dan uang Rp 100.000 di Masjid Kampus IKHAC Pacet Mojokerto Jawa Timur, Selasa (5/4/2022) malam. foto: MMA/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Lagi-lagi Prof Dr , MA, menggelar pada Bulan Suci Ramadan. Kali ini, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mendistribusikan sedekah mulai hari pertama puasa Ramadan.

Berapa jumlahnya?

Baca Juga: Tiap Shaf Shalat Tersedia Takjil, Indahnya Puasa Ramadan di Masjid Nabawi Madinah

“Kali ini 40.000 paket. Satu paket senilai Rp 200.000. Berisi beras 5 Kg, sarung dan uang Rp 100.000. Jadi kalau ditotal Rp 8 miliar,” kata Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com di sela-sela kesibukan memantau pembagian sedekah di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim () Pacet Mojokerto, Selasa (6/4/2022) malam.

Itu tak termasuk konsumsi. "Untuk konsumsi saya menyembelih sapi. Satu sapi untuk tiga hari karena warga yang kita undang tiap hari 1.200 orang," kata yang juga ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Namun, kata , pada tanggal 13 nanti libur dulu. "Saya mau umrah. Setelah umrah nanti dimulai lagi. Tiap hari," tutur

Baca Juga: Sejumlah Tokoh Politik dan Pers Jatim Umrah Bersama Kiai Asep

(Prof Dr , MA. foto: MMA/ BANGSAONLINE)

Pemandangan di Kampus kini memang beda. Selalu penuh orang. Setiap pukul 4 sore, sejak hari pertama puasa, warga membanjiri kampus yang didirikan tersebut. Mereka datang berduyun-duyun ke kampus tersebut untuk menerima bingkisan dari .

“Hari ini 1.200 ribu orang. Tiap hari dua kecamatan yang kita undang,” kata Ustad Amin, salah satu panitia kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (6/4/2022). Ustadz Amin selain bertugas mengoordinir warga bersama Sobirin, juga ditugasi membagikan uang.

Baca Juga: Puncak Seperempat Abad HARIAN BANGSA, Ulama dan Tokoh Politik Berkumpul

Ribuan warga itu datang secara tertib. Begitu datang, mereka langsung masuk ke Masjid Kampus . Mereka duduk rapi bershaf-shaf di dalam masjid. Yang laki di barisan kiri, sedang perempuan duduk di barisan kanan. Tempat mereka disekat kain.

Sekira pukul 4.30 WIB, memasuki masjid. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu langsung duduk di kursi. Di mihrab, didampingi beberapa orang.

kemudian memberikan taushiah. Tak lama kemudian memimpin dzikir dan istighatsah. Suara warga pun bergemuruh. Lantunan dzikir dan istighatsah menggema.

Baca Juga: Didoakan Kiai Asep dan Syaikh Mabruk Mesir, HUT ke-25 HARIAN BANGSA Khidmat

“Bapak ibu sekalian tetap di sini. Nanti berbuka puasa di sini. Nanti saya ke sini lagi,” kata yang kemudian meninggalkan tempat.

Saat itulah Muhammad Al Barra, putra , yang Wakil Bupati Mojokerto datang dan memberikan sambutan. Gus Barra – panggilan akrab Gus Bara – hanya sebentar menyampaikan pesan-pesan.

Baca Juga: Kiai Asep Minta Pergunu Kalbar Ikut Atasi Pinjol dan Judol

Jam menunjukkan pukul 17.40. Panitia serentak membagikan air mineral dan nasi. Tapi ribuan warga Mojokerto itu tetap duduk tenang di dalam masjid.

datang lagi. Ia memimpin doa. Ketika adzan maghrib berkumandang, ribuan warga itu serentak berbuka puasa.

Tak lama kemudian mereka salat maghrib berjemaah. yang mengimami langsung.

Baca Juga: Di Pesantren Al Ishlahuddiny NTB, Kiai Asep Ungkap Rahasia Wali Allah Hidup Bahagia dan Bermanfaat

Usai wiridan, lagi-lagi meninggalkan tempat. Sementara warga mulai merangsek keluar. 

“Kita ketemu Pak Emil,” kata kepada BANGSAONLINE.com. Yang dimaksud Pak Emil adalah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak.

Terdengar panitia memberi pengumuman. “Bapak-ibu langsung keluar lewat pintu depan,” terdengar suara panitia lewat pengeras suara masjid. “Nanti di depan disiapkan beras, sarung, dan uang transport. Tolonng ibu-ibu dulu yang keluar. Bapak-bapak belakangan,” suara panitia itu kembali terdengar.

Baca Juga: Kiai Asep Tegaskan Pinjol Haram Mutlak di Depan Ribuan Peserta Haul TGH Ibrahim Al-Khalidy NTB

Saat itulah terlihat antrean mulai mengular dari dalam masjid. Para panitia pun sibuk membagikan beras, sarung dan uang Rp 100.000 per orang.

“Yang tidak punya kupon nanti setelah yang punya kupon selesai,” lagi-lagi suara panitia terdengar. Kupon itu hanya untuk mempermudah pembagian bingkisan. Mereka mengambil kupon di sebelah masjid ketika mereka datang. Tapi yang tak punya kupon pun tetap mendapat bingkisan seperti yang punya kupon.

Baca Juga: Ponpes Amanatul Ummah Dukung Program MBG

Menurut , sedekah itu tidak hanya digelontor di Mojokerto tapi juga di Surabaya. memang juga punya pesantren di Surabaya. Tepatnya di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya. Justru di Siwalankerto Surabaya itulah sejarah panjang dimulai.

Di Pesantren Amanatul Ummah Surabaya memiliki 2.000 santri. Jumlah itu cukup besar mengingat di Kota Surabaya jarang sekali ada pesantren memiliki santri dalam jumlah ribuan. 

Sementara  di Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, punya 10.000 santri. Jadi total 12.000 santri.

Setiap Hari Rabu bersama isterinya, Nyai Hj Alif Fadilah, menginap di Amanatul Ummah Surabaya. Yang menarik, setiap Rabu pagi warga sekitar berjubel di depan pintu kediaman .

Untuk apa? “Pak Yai memberi uang Rp 50.000 per orang,” tutur Taufik Rahman, ajudan yang sekaligus driver . “Tiap pukul 6 pagi ada 60 orang yang antri. Dulu hanya 20-an orang,” tambahnya.

tak hanya bersedekah kepada warga. Tapi juga kepada aparat keamanan. 

“Ya semua. TNI, polisi, Satpol PP. Polisinya saja di Mojokerto 900 orang lebih. Belum TNI dan yang lain,” tutur .

Menurut , anggota TNI, polisi, satrpol PP dan yang lain itu ikut membantu mengamankan pelaksanaan pembagian sedekah. Pantauan BANGSAONLINE.com, di kampus cukup banyak sekali anggota TNI, polisi, dan satpol PP saat pendistribusian sedekah.

Memang, bagi warga Mojokerto Jawa Timur suatu anugerah dan berkah. Berkat , mereka benar-benar merasakan berkah Bulan Suci Ramadan secara konkrit. Warga Kabupaten bekas Kerajaan Majapahit yang dari 19 Kecamatan itu terus mendapat gelontoran . Barakallah. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO