​Dinamika Politik Hasil Musda Demokrat Jatim Jadi Ujian Emil

​Dinamika Politik Hasil Musda Demokrat Jatim Jadi Ujian Emil Ketua DPD Partai Demokrat Jatim terpilih, Emil Elestianto Dardak beserta pengurus. foto : istimewa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Polemik pasca Musda Partai Demokrat Jawa Timur terus berlanjut. Tarik ulur politik di dalam partai selalu butuh kekuatan dan kedewasaan, termasuk untuk bisa menerima hasil kontestasi dan keputusan partai.

"Harus ada ruang untuk menyisakan respek bagi semuanya," tutur peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdus Salam, Jumat (22/04/2022).

Menurut dia, dinamika partai selalu menyimpan banyak relasi kuasa. Apalagi situasi kekinian juga menuntut partai-partai bisa memantapkan kekuasaan DPP untuk menguatkan rantai komando. Mekanisme ini selalu jadi pilihan kedepannya bagi DPP semua partai.

Surokim menambahkan, sesungguhnya kontestasi dalam partai sebenarnya biasa saja. Selalu ada kalah, ada yang menang, lumrah saja. Terpenting prosesnya sudah sesuai mekanisme yang berlaku di partai yg diketahui bersama. Tentu saja kesiapan juga untuk menerima pilihan DPP. Keputusan DPP sebagai puncak penentu tentu harus dihormati juga.

"Ya situasi ini tentu menjadi tantangan bagi Mas Emil sebagai ketua terpilih untuk bisa konsolidasi lebih cepat, agar tidak menimbulkan riak lebih dalam yg bs memengaruhi soliditas demokrat jatim di 2024," urainya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura ini mengakui, memang sebuah partai akan selalu ada plus minus dalam setiap kontestasi. Ini menjadi tantangan bagi mas Emil untuk bisa konsolidasi.

Surokim mengatakan, Emil sebagai ketua terpilih harus gercep, gerak cepat agar arus bawah bisa direkonsiliasikan sehingga tidak mengganggu soliditas partai. Masih cukup waktu untuk konsolidasi dan juga rekonsiliasi dgn DPC-DPC yang tidak mendukung.

"Dinamika itu normal saja dan saya bisa memahami situasi seperti itu. Semua pihak harus dewasa. Saya yakin semua akan menjadi pelajaran dan pendewasaan bagi Demokrat Jatim ke depannya," imbuhnya.

Surokim mengaku bisa memahami bila Bayu Airlangga 'ngambek' dari satu sisi, tetapi juga harus realistis dimana-mana partai juga punya garis komando dan punya mekanisme untuk itu, dan dpp sudah mengambil keputusan. Tentu saja ini harus dihormati semua pihak sebagai resiko kontestasi.

"Sejauh yang saya amati proses itu sudah berjalan baik dan sudah sesuai mekanisme. Bahwa ada fakta jumlah dukungan mas Bayu lebih banyak dari sisi DPC itu benar adanya. Namun, itu tidak serta merta jadi jaminan. Mengingat didalam aturan Demokrat hanya menyebut jumlah dukungan minimal. (mdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO