SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, menyambangi para pedagang di Pasar Besuki, Situbondo, Selasa (22/10/2024). Kampanye di pasar lagi-lagi dipilih sebagai kegiatan mengawali kampanye di wilayah tersebut.
Gang demi gang pasar trandisional itu disambangi oleh Khofifah. Ia menyapa pedagang, menyosialisasikan dirinya yang maju kembali sebagai Gubernur Jatim bersama Emil Dardak, dan juga berbagi alat peraga kampanye.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
“Intinya kalau ke pasar itu saya ingin menyerap semangat dari para pedagang pasar tradisional. Kalau pagi dapat semangat seperti ini, rasanya energi langsung full untuk menjalani hari,” kata Khofifah.
“Setiap pedagang yang kami sapa, selalu menyampaikan doa, harapan agar saya dan Mas Emil menang di Pilgub nanti. Ini tulus dan natural sekali, karena pada dasarnya kami kan tidak saling kenal secara personal tapi didoakan dengan begitu baik,” imbuhnya.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Ditemani para musisi jalanan, relawan, dan juga para partai pengusung, Khofifah tak lupa untuk memborong aneka barang dagangan dari pedagang. Mulai sayur mayur, buah-buahan, dan juga jajanan khas Situbondo yang ada di pasar tradisional Besuki tersebut.
Para pedagang yang dagangannya diborong pun tampak kegirangan. Bahkan, semakin kencang mendoakan agar Khofifah-Emil agar kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
“Sesuai tagline Pilgub Jatim 2024, Pilgub Jatim Seneng Bareng. Maka kita ingin turut berbagi kebahagiaan bersama para pedagang. Dan ini tidak hanya kampanye saja sebetulnya, ajakan untuk melarisi dagangan pedagang kita harus terus kita gaungkan,” ucap Khofifah.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Selain itu, ia juga mendorong agar para pedagang di Pasar Tradisional bisa tersentuh literasi digital. Karena saat ini gempuran belanja online tidak bisa dipungkiri.
“mau tidak mau solusinya adalah literasi digital. Ekosistem digital harus sudah masuk ke pasar tradisional. Dengan terlengkapi ekosistem digital maka pedagang akan tetap bisa melayani pembeli yang belanja lewat online,” pungkasnya. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News