Gus Yani Cicipi Kolak Ayam, Kuliner Khas Gresik Malam ke-23 Ramadan, Resep Langsung dari Sunan Giri

Gus Yani Cicipi Kolak Ayam, Kuliner Khas Gresik Malam ke-23 Ramadan, Resep Langsung dari Sunan Giri Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat mencicipi kuliner kolak ayam. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE.com

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Fandi Akhmad Yani menghadiri acara "Semarak Sanggring Kolak Ayam ke-497", di Masjid Sunan Dalem, Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupeten , Minggu (24/04/2022) malam.

Dalam sambutannya, bupati yang karib disapa ini meminta agar tradisi sanggring tersebut dijaga karena merupakan warisan leluhur. "Tradisi tersebut telah berjalan turun temurun sejak masa dakwah Putra pada 1540 M, silam," tuturnya.

"Apakah muda-mudi saat ini mengetahui tradisi Sanggring Kolak Ayam awal mulanya dari mana? Karena ini identik dengan , identik dengan Desa Gumeno. Jangan sampai pemuda Gumeno sendiri tidak tahu asal usul . Nanti siapa yang akan meneruskan tradisi ini?" tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Yani juga menceritakan asal mula tradisi yang tidak lepas dari kisah Sunan Dalem, Putra Kedua Kanjeng .

Awalnya, Sunan Dalem membangun masjid di Desa Gumeno sebagai usaha menyebarkan syiar Islam. Tidak lama setelah masjid yang dibangunnya berdiri, Kanjeng Sunan Dalem malah jatuh sakit di Desa Gumeno.

Karena sakit yang dideritanya, ia selalu mengonsumsi rempah-rempah yang berasal dari daging ayam, jinten, dan berbagai macam campuran rempah.

"Resep ini konon diberikan langsung oleh Mbah Kanjeng melalui mimpi Sunan Dalem. Sehingga resep ini terus dipakai sampai dilestarikan menjadi tradisi Sanggring Kolak Ayam," ungkapnya.

Adapun nama sanggring sendiri berasal dari kata 'Sang' yang artinya raja/penggedhe, dan 'Gring' artinya gering atau sakit. "Jadi, sanggring artinya raja yang sakit," terangnya.

Warga Gumeno yang patuh kepada Sunan Dalem selalu melanjutkan tradisi tersebut setiap tahun. Mereka kemudian mentradisikan budaya itu dengan membuat acara setiap malam 23 Ramadan.

"Kolak ayam bahan utamanya memang berupa daging ayam yang dimasak menggunakan santan sehingga menyerupai kolak," imbuhnya.

Tradisi memasak pertama kali dilakukan bertepatan pada tanggal 22 Ramadan 946 H (31 Januari 1540 M).

Selanjutnya, Sunan Dalem berwasiat kepada semua penduduk agar tiap-tiap tahun pada malam tanggal 23 bulan Ramadan diadakan Sanggring/Kolak Ayam.

"Ada yang unik dalam pembuatan yang selalu menarik perhatian saya, adalah dimasak bersama-sama dan pemasaknya harus laki-laki," ungkapnya.

Sebagai kepala daerah, Bupati Yani mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di Desa Gumeno yang selalu berupaya tetap mempertahankan tradisi warisan budaya tak benda sanggring setiap malam ke-23 bulan Ramadan.

"Tradisi ini merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dilestarikan, mengingat adalah Kota Wali dan Kota Santri," ucapnya.

"Saya minta jangan lupakan warisan budaya, sejarah atau tradisi-tradisi pendahulu kita, karena itu juga merupakan sarana silaturahmi, sarana dakwah yang sangat bermanfaat bagi kita semua," sambungnya.

Kepala Desa Gumeno Hasan Fatoni menyatakan, tradisi sanggring terus dilestarikan, bahkan meski pandemi Covid-19 melanda dua tahun belakangan. Namun khusus saat pandemi, tradisi tersebut tidak dibuka untuk umum.

"Alhamdulillah, tahun ini kita buka untuk umum," terangnya.

Untuk membuat 3.000 bungkus dibutuhkan 250 ekor ayam, 2 kuintal bawang daun, 750 kg gula merah, 700 butir kelapa, dan 50 kg jinten bubuk.

"Untuk biaya pembuatan sendiri telah menghabiskan biaya sekitar 130 juta rupiah. Alhamdulillah, sebagian dibantu oleh beberapa perusahaan di Kabupaten ," tutupnya. (hud/ari)

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO