BLITAR, BANGSAONLINE.com - Meski kasus suspek PMK (penyakit mulut dan kuku) di Kabupaten Blitar terus bertambah, Pemkab Blitar belum ada rencana untuk menutup pasar hewan demi mencegah penyebaran PMK.
"Penutupan pasar hewan belum akan kita lakukan, masih dibuka seperti biasa. Kalau ditemukan kasus positif baru ditutup pasar hewan. Ini kan masih suspek," ujar Kepala Disnakan Kabupaten Blitar Toha Mashuri, Jumat (3/6/2022).
BACA JUGA:
- Jelang Arus Mudik Lebaran 2024, DPRD Kabupaten Blitar Minta Perbaikan Jalan Berlubang Jadi Prioritas
- Ini Agenda Pj Gubernur Jatim saat Safari Ramadan di Kabupaten Blitar
- Pemerataan Pembangunan hingga Penanganan Stunting Jadi Prioritas RKPD Kabupaten Blitar 2025
- Bazar Ramadan Berimbas Positif, Dewan Dorong Pemkab Blitar Terus Tingkatkan Level Pelaku UMKM
Diberitakan sebelumnya, Disnakan Kabupaten Blitar menemukan suspek penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di enam kecamatan. Yaitu Gandusari, Garum, Binangun, Udanawu, Srengat, dan Ponggok.
Toha menjelaskan, penyebab munculnya suspek PMK tersebut bisa karena berbagai hal. Di antaranya karena mayoritas kecamatan yang ditemukan suspek berada di perbatasan. Selain itu bisa juga dari hewan ternak yang dibeli dari luar darah.
"Bisa jadi karena perbatasan, bisa jadi memang ada yang beli ternak dari luar dan sudah membawa PMK," terangnya.
Disnakan telah mengambil sampel darah pada ternak jenis sapi yang menjadi suspek PMK. Sampel darah itu kemudian diuji di laboratorium. Namun hingga kini hasil uji laboratorium belum keluar. Pihaknya masih menunggu kabar dari Pusvetma Surabaya.
"Hasil laboratoriumnya kita juga belum tahu kapan keluarnya," pungkasnya. (ina/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News