KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Sebagai seorang mahasiswi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Okta Mulia Nur Fadila, yang tinggal di Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, ini mengingatkan kita kembali tentang pentingnya mengerti dan mengetahui apa itu penyakit Ebola.
Dalam opini yang ditulisnya dengan judul Kilas Balik, Kenali, dan Waspadai Virus Ebola tersebut berharap agar masyarakat semakin memahami tentang penyakit itu secara menyeluruh. Apalagi pemerintah negara Kongo baru-baru ini mengumumkan bahwa Ebola kembali merebak di sana.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Menurut dia, walaupun di Indonesia belum pernah ada konfirmasi tentang penyakit tersebut, namun berdasarkan kutipan jurnal oleh Nidom tahun 2012, sebanyak 353 orangutan yang ada di Borneo walaupun sehat tetapi mengidap virus Sudan ebolavirus, Bundibugyo ebolavirus, dan Zaire ebolavirus, yang semestinya virus ini terdapat di Afrika saja.
"Tidak ada salahnya kita kembali mengupas Ebola yang dulu pernah kita dengar beritanya. Walaupun belum pernah ada data tentangnorang terkena penyakit Ebola," kata Okta. Senin (6/6/2022).
Sehingga dalam opininya menerangkan bahwa EVD (Ebola Virus Disease) dapat dikenal sebagai Demam Berdarah Ebola atau Ebola Hemorragic Fever berasal dari suatu virus yang bermarga Ebolavirus dan bersuku Filoviridae termasuk dalam virus dengan strand RNA negatif. Seperti yang pernah kita ketahui sebelumnya, bahwa virus ebola merupakan suatu penyakit zoonotic (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia) yang termasuk langka dan cukup mematikan.
Baca Juga: Sibuk Kegiatan Kampus? Mahasiswi ini Ajak Jaga Pola Hidup Sehat dan Ungkap Manfaat Jadi Peserta JKN
"Menurut para ahli penderita pertama terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi seperti bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh (urin, cairan saliva, keringat, muntah, feses, dll)," tuturnya.
Adapun gejala yang ada akan muncul 2 hari hingga 21 hari setelah terpapar dengan virus, tetapi rata-rata hari yaitu 8 hingga 10 hari dan semakin parah pada hari berikutnya. Selain itu, seseorang yang terinfeksi virus ebola tidak menular hingga gejala-gejala ini mulai muncul. Berupa demam, sakit kepala parah, kelelahan, nyeri otot dan sendi, sakit perut, lemas, diare, muntah, mata merah, ruam pada kulit, dan pendarahan atau memar yang tidak diketahui penyebabnya.
"Sehingga bila diketemukan seperti gejala tersebut, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter," ucap Okta.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
Dalam kasus ini bila ditemukan, bisa ditangani sebelum bisa kedokter dengan diinfus cairan elektrolit, menyediakan terapi oksigen, menjaga tekanan darah, mengurangi frekuensi muntah dan diare, serta mengatasi demam dan nyeri, jika terjadi infeksi lainnya, infeksi tersebut juga harus diobati.
Dan untuk pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi kontak dengan hewan kelelawar buah atau primata lainnya yang terinfeksi, mengurangi konsumsi daging mentahnya, mengolah daging mentah menjadi daging yang dimasak sebelum dikonsumsi, mengurangi kontak langsung dengan penderita yang bergejala mengidap virus ebola, melakukan pelatihan untuk tenaga kesehatan, melakukan Vaksin Ervebo untuk mencegah EVD dengan usia diatas 18 tahun. (dro/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News