SURABAYA, BANGSAONLINE.com - SD Khadijah Surabaya menggelar Pelepasan Peserta Didik Kelas VI Tahun Pelajaran 2019/2020, 2020/2021, 2021/2022 di Gedung ICBC Square, Jalan Basuki Rahmat No. 16-18, Ahad (12/06/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa sekarang ini sedang diperbincangkan mengenai peradaban dunia dibangun dengan cara apa. Lantas, ia mengajak membangun peradaban dunia dengan membangun akhlakul karimah.
Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030
"Dari doktor, akhlaknya baik, dari pengusaha akhlaknya baik, dari pejabat akhlaknya baik, Allahumma aamiin," ujar Gubernur Khofifah.
Ia menuturkan bahwa Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) Khadijah Surabaya didirikan oleh beberapa founders, salah satunya adalah KH Abdul Wahab Turcham atau yang biasa dipanggil Ustaz Wahab Turcham. Ustaz Wahab Turcham merupakan santri kesayangan Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari,salah satu pendiri NU.
Setidaknya ada lima kitab pokok yang diajarkan oleh KH Hasyim Asy'ari yang kemudian oleh Ustaz Wahab Turcham digunakan pada lima kurikulum pokok di Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU Khadijah.
Baca Juga: Khofifah Suka Riyadhah, Juara Pidato Sejak Sekolah, Santri Kesayangan Kiai Wahab Turcham
"Apa yang ingin saya sampaikan adalah cara beragama kita itu insyaallah sudah pada koridor yang tertuntun dari Ustaz Wahab Turcham ke KH Hayim Asy'ari, dari KH Hasyim Asy'ari ke Syaikhona Cholil Bangkalan, Syaikhona Kholil Bangkalan ke Syeikh Nawawi AL Bantani, dan seterusnya," tutur mantan Menteri Sosial ini.
"Insyaallah sanad keilmuan keagamaan putra-putri panjenengan yang dititipkan, dididik di Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU Khadijah, menyambung kepada Rasulullah Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita semua akan dapat syafaatnya di hari akhir nanti," sambungnya.
Baca Juga: Jawa Timur Berprestasi, Khofifah: Karena Gubernurnya Santri
Khofifah mengungkapkan bahwa Hadratussyeikh Hasyim Asy'ari pernah menyampaikan bahwa siapa yang mau berjuang melalui Nahdlatul Ulama maka ia dan keluarganya akan diakui sebagai santrinya. Santri dalam hal ini bukan berarti hanya santri Ponpes Tebuireng yang ia dirikan, namun dalam arti lebih luas lagi.
Terakhir, ia berpesan kepada murid-murid wisudaawan SD Khadijah supaya tidak mencari ilmu melalui sanad google, atau sumber-sumber lain seperti aplikasi-aplikasi atau platform-platform lain.
"Carilah guru yang sebenar-benarnya guru. Kalau kita mau ngambil referensi boleh, sekadar sebagai second opinion silakan. Tapi, tetap harus mencari guru yang benar, yang bisa membaca referensi sesuai dengan ayat yang tadi saya bacakan," pungkasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Jadi Saksi Pernikahan Yusuf dan Jihan, Khofifah: Sebuah Kehormatan yang Luar Biasa
Hadir bersama istri, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berpesan kepada murid-murid wisudawan SD Kahdijah ketika sudah lulus supaya selalu menghormati guru, kapanpun dan di manapun berada.
"Saya minta kepada anak-anak, ketika nanti sampai kapanpun ketemu gurunya, baik guru PAUD, guru TK, guru SD, guru SMP, guru SMA, sampai siapapun yang membimbing kita, maka kalau ingin menjadi orang hebat seperti Bunda Gubernur (Khofifah), tolong cium tangan gurunya," pesannya.
Wali Kota Eri berharap melalui acara wisuda kali ini, akan muncul pemimpin-pemimpin yang hebat dari Surabaya menjadi Wali Kota Surabaya, Gubernur Jawa Timur, hingga menjadi Presiden RI.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Turut hadir dalam pelepasan peserta didik tersebut, Wakil Bupati Pamekasan Dr Fattah Jasin, Guru Besar UINSA Surabaya Prof Dr Ali Azis, Ketua Yayasan Khadijah Prof Dr Ridwan Nasir, serta Kepala SD Khadijah Syifa’ul Khoir S.Ag, M.Fil,I. (ari/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News