BANDUNG, BANGSAONLINE.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam
Nahrawi mengatakan akan membahas masalah kompetisi Qatar National Bank (QNB)
League 2015 yang saat ini statusnya dihentikan sementara oleh PT Liga
Indonesia.
"Ya, sekarang tim kami sedang rapat di Jakarta untuk membahas masalah
itu," kata Imam kepada Tempo saat
menghadiri acara Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
Bandung, yang bertema “New Asia Africa Youth Conference 2015” di aula UIN,
Jalan A.H. Nasution, Bandung, Senin, 20 April 2015.
Meski kompetisi QNB-League sempat dihentikan, Menteri Imam memastikan kompetisi
sepak bola tertinggi di Tanah Air itu akan tetap berjalan.
Namun, ucap Imam, langkah yang dilakukannya terkait dengan pembekuan PSSI sudah
tepat dan tidak salah alamat. "Ada yang berkomentar saya salah alamat itu
sudah biasa. Sekarang sudah final, kita bekukan PSSI," ujar Menteri Imam.
Menpora mengatakan arus untuk melakukan perubahan sampai
pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merupakan keinginan
dari masyarakat. “Saya baca di media, ada lembaga survei yang menyatakan
masyarakat ingin pemerintah membekukan PSSI,” dalam wawancara dengan majalah Tempo yang terbit pada Senin, 20
April 2015.
Beberapa opsi lain seperti surat teguran dan peringatan pemerintah dilakukan
sebelum pembekuan. Pemerintah sebelumnya sudah melayangkan tiga kali surat
teguran kepada PSSI ihwal keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI)
yang tidak merekomendasikan Persebaya dan Arema Cronus mengikuti Liga Super
Indonesia 2015 akibat dualisme kepengurusan. Namun, surat tersebut tak pernah
digubris.
Tidak adanya tanggapan dari PSSI membuat Kemenpora bertindak tegas. Menteri
Imam pun membuat keputusan yang cukup mengejutkan. Pada 17 April 2015, melalui
surat keputusannya, PSSI resmi dibekukan karena dianggap mengabaikan dan tidak
mematuhi kebijakan pemerintah. Atas dasar itu, Menpora memberikan sanksi
administratif dengan tidak mengakui semua kegiatan keolahragaan yang dilakukan
PSSI.
Menteri Imam pun menegaskan pemerintah takut ancaman sanksi dari FIFA. Menurut
Imam, tak masalah jika FIFA menghukum Indonesia dengan tak mengizinkan berlaga
dalam kompetisi internasional. “Kalau memang itu membawa kebaikan di masa
mendatang, kenapa kita tidak memilih opsi itu?” kata Nahrawi dalam wawancara
dengan majalah Tempo yang terbit pada Senin, 20
April 2015.
Menurut Menteri Imam, harus dibedakan antara intervensi dan keinginan
membenahi. Imam mengatakan diperlukan pembenahan secara total agar Indonesia
kembali berjaya di dalam negeri maupun dunia internasional. ”Kalau ada persoalan,
ya, harus diselesaikan dari akarnya, yakni tata kelola keolahragaan kita. Kalau
FIFA tidak melihat masalah ini secara utuh, pasti persepsinya beda,” kata
Menteri Imam.
Kisruh yang terjadi antara PSSI dan Menpora kini sedang hangat-hangatnya
diperbincangkan. Kisruh itu berawal ketika PSSI bersikap abai dan tidak serius
menanggapi surat teguran yang dilayangkan Menpora sebanyak tiga kali. Karena
itu, Menteri Imam akhirnya resmi menandatangani surat keputusan pembekuan PSSI
pada 17 April 2015.
Sebelumnya, PSSI dan PT Liga Indonesia dinilai tidak menanggapi rekomendasi
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI)--lembaga di bawah naungan
Kemenpora--untuk tidak mengikutsertakan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya ke
dalam kompetisi QNB League. Namun dua klub itu tetap mengikuti kompetisi.
(tempo)
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News