Dibagikan ke NU, Muslimat dan Warga, PP Amanatul Ummah Kurban 44 Sapi dan 250 Kambing

Dibagikan ke NU, Muslimat dan Warga, PP Amanatul Ummah Kurban 44 Sapi dan 250 Kambing Para tukang jagal saat menyembelih kurban sapi di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (10/7/2022). Foto: Rochmad Aris/bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Pemandangan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur berbeda dengan hari-hari biasanya. Pesantren yang didirikan dan diasuh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim itu hari ini berubah menjadi area jagal sapi dan kambing.

Pesantren Amanatul Ummah memang banyak menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1443 H ini. Bahkan, menurut Kiai Asep, dua pesantren Amanatul Ummah, baik di Surabaya maupun Pacet Mojokerto, sama-sama menyembelih hewan kurban dalam jumlah besar.

Berapa jumlahnya semua? “Sapinya 44 ekor, sedangnya kambingnya 250 ekor,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Ahad (10/7/2022).

Hewan kurban itu disembelih di beberapa tempat. Antara lain di Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) dan juga di PP Amanatul Ummah yang beralamat di Kembang Belor Pacet Mojokerto.

Rochmad Aris, wartawan BANGSAONLINE.com di Mojokerto melaporkan bahwa untuk penyembelihan sapi ditempatkan di pondok atas, sedang kambing disembelih di kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC).

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: mma/bangsaonline.com)

Namun ada juga hewan kurban Amanatul Ummah yang disembelih di beberapa desa.

“Jadi ada yang disembelih di desa masing-masing,” kata Kiai Asep.

Lalu siapa saja yang mendapat jatah daging kambing PP Amanatul Ummah? Menurut Kiai Asep, desa di sekitar pondok merata. Mereka semua mendapat bagian. Bahkan sebagian hewan kurban dari Amanatul Ummah langsung disembelih di desa-desa tersebut.

Menurut Kiai Asep, selain ke warga sekitar pondok, Amanatul Ummah juga membagikan hewan kurban ke organisasi Nahdlatul Ulama dan banomnya. “PCNU kita kasih sapi. Begitu juga Muslimat NU,” tutur Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU.

Kiai Asep juga menjelaskan bahwa daging kambing dan sapi itu juga didistribusikan ke Korcam-Korcam atau kordinator kecamatan. “Kita bagikan juga ke semua Korcam,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan.

Kiai Asep menuturkan bahwa untuk penyembelihan kambing dilakukan para ustadz Amanatul Ummah. “Tapi kalau sapi ya mengundang tukang jagal,” katanya.

Menurut Kiai Asep, semua hewan kurban itu berasal dari keluarga Kiai Asep dan Pesantren Amanatul Ummah. Artinya, bukan hasil menampung hewan kurban dari masyarakat lalu didistribusikan.

“Ya, dari saya, anak-anak dan Pesantren Amanatul Ummah,” tegas Kiai Asep.

Kiai Asep memang terkenal sebagai kiai loman, dermawan dan punya komitmen sosial tinggi. Ulama asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu tiap hari bersedekah. Setiap orang yang datang selalu diberi uang. “Jangan sampai tidak memberi, walau sedikit,” kata Kiai Asep suatu ketika.

Alasannya, selain untuk membantu orang yang butuh juga karena Hadits Nabi menyebutkan bahwa sedekah itu tidak mengurangi harta kita, sebaliknya justru menambah rezeki kita.

“Asal kita pas,” katanya. Maksudnya, asal kita yakin betul tentang kekuasaan dan kemurahan Allah SWT.

Bahkan pada Ramadan lalu Kiai Asep dan keluarganya menghabiskan Rp 8 miliar lebih untuk zakat dan sedekah. (mma)