MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, ulama yang kondang sebagai praktisi pendidikan sukses, kembali mengumpulkan para kepala desa (kades) untuk menjaring relawan Vaksin Merah Putih yang kini sedang memasuki uji klinik fase ke-3.
Kali ini pertemuan Kades itu dihadiri Prof Dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.KK, Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD dr. Soetomo Surabaya. Prof Dr Cita Rosita hadir bersama salah satu koleganya, Dr Damayanti Tinduh.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Pokoknya kami akan bantu sampai sesuai target. Ini untuk kontribusi pada terwujudnya prestasi Indonesia dan prestasi Jawa Timur. Untuk nama baik Indonesia dan Jawa Timur,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai pertemuan dengan kepala desa, Senin (25/7/2022) malam.
Ini pertemuan kepala desa kali kedua yang dikumpulkan Kiai Asep. Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, sebelumnya, para kepala desa juga dikumpulkan Kiai Asep pada Kamis (21/7/2022) malam lalu. Dalam acara yang berlangsung di Rumah Makan Den Bei Mojosari Mojokerto itu para kepala desa mulai banyak yang setor nama-nama relawan Vaksin Merah Putih.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi pertemuan, jumlah relawan yang disetor para kepala desa itu bervariasi. Ada yang setor banyak, namun ada yang sedikit.
Kepala Desa Kembang Belor, Mukhtar Efendi, setor 34 nama relawan. Namun ada juga kepala desa yang hanya setor 3 relawan. Bahkan ada kepala desa yang belum setor sama sekali karena baru diundang tadi malam.
“Kalau setor hanya 3 relawan berarti kan belum bergerak,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Sampai tadi malam para kepala desa yang dikoordinasi Kiai Asep itu sudah mengumpulkan 301 relawan. Sebelumnya Kiai Asep juga sudah mengirim sebanyak 34 santri Amanatul Ummah.
“Ini akan terus bertambah,” tutur Kiai Asep.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu optimistis mencapai target. “Kita tak akan berhenti sampai memenuhi target,” kata Kiai Asep. “Jumat yang akan datang kita pertemuan lagi,” tambah Kiai Asep.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Tempatnya juga sama. Di Rumah Makan Den Bei. Rumah makan itu milik salah satu putri Kiai Asep. Tapi Kiai Asep tetap bayar sesuai harga yang dibandrol.
Kiai Asep menegaskan akan terus menanggung uang transport para relawan. “Setiap relawan saya kasih Rp 500 ribu,” katanya. Jika ternyata, misalnya, mereka tak memenuhi syarat, padahal sudah terlanjur dibawa ke Surabaya, maka uang Rp 500 ribu itu tak akan ia tarik kembali.
“Uang Rp 500 itu tak saya minta lagi,” katanya.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Selain uang dari Kiai Asep, para relawan itu juga mendapat uang transport dari Unair sebesar Rp 300 ribu. “Ini uang negara,” kata Prof Cita Rosita.
Bukan hanya relawan yang dapat uang transport. Para pendamping relawan itu juga mendapat uang transport Rp 100 ribu.
"Jadi kalau pendamping itu membawa 50 relawan ia dapat Rp 5 juta," kata Kiai Asep. Uang ini juga uang negara.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Seorang kepala desa bertanya kepada Prof Cita Rosita: kapan relawan yang sudah terkumpul itu akan diberangkatkan ke Unair atau RSUD dr Soetomo Surabaya untuk diproses sebagai relawan vaksin. Prof Rosita yang dikenal sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin itu memastikan Rabu (27/7/2022).
Kiai Asep sepakat. “Rabu kita berangkatkan 100 orang relawan dari kampus,” kata Kiai Asep. Yang dimaksud kampus adalah Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto.
Sisanya diberangkatkan pada Kamis (28/7/2022).
Baca Juga: Ikfina, Cabup Incumbent Mojokerto Kalah, Gus Barra Persiapan Pidato Kemenangan
Menurut Kiai Asep, para relawan itu harus berangkat dari rumahnya pagi-pagi sehingga sampai di kampus pukul 6. “Pukul 6 saya tunggu di kampus, nanti sarapan kaang ijo,” kata Kiai Asep.
Prof Rosita bercerita kenapa vaksin ini dinamakan Vaksin Merah Putih. Menurut dia, vaksin-vaksin lain yang selama ini digunakan di Indonesia tahapan awalnya diproses di luar negeri.
“Hanya uji kliniknya saja di Indonesia. Sebelumnya (tahapan-tahapannya) semuanya di luar negeri,” katanya.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Sedangkan Vaksin Merah Putih sejak proses atau tahap awal dilakukan anak-anak bangsa Indonesia. Dan juga dilakukan di dalam negeri. “Makanya dinamakan Vaksin Merah Putih,” tegas profesor berkulit putih bersih itu.
"Alhamdulillah, ini upaya kita semua," kata Prof Rosita.
Dan yang penting lagi, Vaksin Merah Putih itu halal.
Ia mengingatkan bahwa Covid akan tetap ada. Menurut dia, tak mungkin Covid ditiadakan. “Tidak bisa dibilang Covid tidak ada. Karena itu perlu vaksin,” kata dokter yang tadi malam berkerudung itu.
"Jadi Covid ada tapi kita tetap sehat. Kita tidak sakit," katanya. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News