MAKASSAR, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengungkapkan bahwa surga ada 100 tingkatan.
“Surga yang paling tinggi adalah Jannatul Firdaus,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim saat memberikan taushiyah pada acara wisuda para penghafal Al Quran di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Ilmul Yaqin, Tompo Bulu, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ahad (7/8/2022).
Baca Juga: Lantik PW dan 6 PC Muslimat NU di Sulawesi Selatan, Khofifah Ajak Bangun 4 Ukhuwah
Namun, kata Kiai Asep, ada lagi surga yang tingkatannya lebih tinggi. Yaitu Jannatun Na’im. Menurut Kiai Asep, letak Jannatun Naim itu dekat Arasy dan Allah SWT.
“Di Jannatun Na’im itulah tempat para penghafal Al-Quran bersama Malaikat Safaroh,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Menurut Kiai Asep, ada tiga kenikmanan masuk surga. Pertama, masuk surga itu sudah merupakan kenikmatan luar biasa.
Baca Juga: Di Makassar, Gubernur Khofifah Tekankan Pentingnya Jaga Kondusivitas Iklim Investasi
Tapi ada yang lebih nikmat lagi. Yaitu, bisa melihat Allah.
“Tak ada yang lebih nikmat dari pada melihat Allah,” kata Kiai Asep menuturkan kenikmatan kedua.
“Tapi ada yang lebih nikmat, yaitu dawuh Allah: Aku rela terhadap dirimu,” kata Kiai Asep mengungkap kenikmatan ketiga.
Baca Juga: Misi Dagang Jatim-Sulsel Catatkan Transaksi Rp240,23 Miliar dalam 8 Jam
(Para santri PPTQ Ilmul Yaqin saat diwisuda. Foto: mma/bangsaonline.com)
Karena itu, kata Kiai Asep, “berbahagialah para penghafal Al Quran.” Termasuk para orang tua mereka.
Baca Juga: Pernah Tak Lulus Tes Perguruan Tinggi, Mahasiswi Berjilbab Ini Kuasai Kultur Jaringan Porang
“Karena penghafal Quran bisa memberi syafaat bagi orang tua dan juga bagi orang yang baik dengan mereka,” tutur putra pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.
Usai memberikan taushiah, Kiai Asep menghadiri bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com. Acara bedah buku itu digelar di Aula Masjid Al-Yaqin, masih di lingkungan PPTQ Ilmul Yaqin yang diasuh Dr KH Amirullah Amri.
Usai acara bedah buku, Kiai Asep tak langsung pulang. Kiai Asep dan rombongan justeru menginap di PPTQ Ilmul Yaqin. Karena besok paginya, Kiai Asep harus menjadi nara sumber dalam acara bedah buku berjudul: Inspirasi dan Perjuangan Kiai Asep Saifuddin Chalim, Membangun Manusia Indonesia, karya Muhammad Ismail Adnan. Acara itu digelar di Universitas Islam Makassar (UIM).
Baca Juga: Tokoh Muhammadiyah Jadi Muallaf NU, Gara-Gara Baca Buku 'Kiai Miliarder Tapi Dermawan'
Waktu yang cukup berharga itu tak disia-siakan oleh Kiai Amirullah Amri. Ia minta Kiai Asep untuk merintis salat malam para santrinya. Maka satu jam sebelum Subuh, Kiai Asep sudah berada di Masjid Al-Yaqin yang cukup megah dan baru diresmikan itu.
Kiai Amirullah pun mempersiapkan 400 santrinya.
“Para santri sudah siap,” kata Kiai Amirullah Amri kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Kiai-Kiai Minta Rais Am dan Gus Mus Bersikap Atas Pernyataan Gus Yahya Tak Pecat Mardani
(M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang juga penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan menerima cindera mata dari Dr KH Amirullah Amri. Tampak Kiai Amirullah Amri didampingi istrinya saat menyerahkan cindera mata. Tampak juga Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: bangsaonline.com)
Sebelum Kiai Asep dan Kiai Amirullah Amri datang, BANGSAONLINE.com memang lebih dulu berada di dalam masjid.
Baca Juga: Tak Pernah Jadi Smart City, Makassar Mau Jadi Kota Metaverse, Arsitek Dikalahkan Arsitek Politik
Tak lama kemudian para santri itu mulai berdatangan. Mereka ambil tempat di shaf-shaf yang melintang di masjid.
Sebelum pelaksanaan salat malam, Kiai Asep menjelaskan kepada para santri bahwa kita akan melaksanakan salat malam atau salat hajat 12 rakaat, enam kali salam. Plus witir tiga rakaat, dua kali salam.
“Lalu kita sujud di luar salat,” kata Kiai Asep. Saat sujud, kata Kiai Asep, kita harus membaca doa khusus seperti yang diajarkan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin. Doa itu juga dimuat dalam buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan.
Baca Juga: Di Depan Santri PP Multidimensi Al Fakhriyah Makassar, Kiai Asep Ungkap 7 Kunci Mudah Serap Ilmu
"Tapi karena belum hafal anak-anak baca tasbih 11 kali," kata Kiai Asep.
Nah, setelah baca doa atau tasbih itulah kita sampaikan hajat-hajat kita, keinginan kita, kepada Allah SWT.
"Doa ini Addu'a alladzi laayuraddu, doa yang tidak akan ditolak oleh Allah," kata Kiai Asep mengutip narasi dalam Kitab Ihya Ulumiddin itu.
Saat salat malam itu, Kiai Amirullah Amri tampak berada persis di shaf belakang Kiai Asep.
Yang menarik, meski ada yang terkantuk-kantuk, tapi para santri bisa melaksanakan salat malam dengan baik. Hanya saja ketika Kiai Asep sujud – setelah rakaat ke dua belas – ada beberapa santri yang tak kuat. Maklum, Kiai Asep sujud cukup lama. Sehingga sebagian santri bangun dari sujud dan duduk.
Ketika memasuki Subuh, Kiai Asep kembali menjadi imam salat jamaah. Bahkan usai salat Subuh berjamaah, Kiai Asep masih memberikan taushiyah kepada para santri. Sekitar 1 jam lebih Kiai Asep memberi wejangan pada santri.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memberikan taushiyah dalam acara wisuda santri penghafal Quran di PPTQ Ilmul Yaqin Maros Sulsel. Foto: bangsaonline.com).
Kiai Amirullah Amri tampak bersyukur karena Kiai Asep bisa merintis dan membimbing langsung salat hajat para santrinya. Ia ingin pesantren yang diasuhnya berkembang dan maju pesat seperti Pesantren Amanatul Ummah yang didirikan dan diasuh Kiai Asep.
“Salat malam itu akan kami lanjutkan,” kata Kiai Amirullah Amri kepada BANGSAONLINE.com usai salat malam.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, selain wisuda santri, PPTQ Ilmul Yaqin juga meresmikan masjid Al-Yaqin. Masjid berarsitektur indah dan megah itu berdiri gagah di lingkungan Pesantren Ilmul Yaqin.
Dalam peresmian masjid itu hadir Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Maros, Chaidir Syam, Ketua DMI Sulsel Mayjen (purn) HM Amin Syam, Kakanwil Kementerian Agama HM Khaeroni, dan para pengurus Pergunu dan tokoh lain.
PPTQ Ilmul Yaqin juga menggelar bedah buku berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Buku karya M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com itu menceritakan tentang kiprah dan perjuangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokoerto JawaTimur.
Acara ini bekerjasama dengan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Sulsel yang dipimpin Abdul Wahid Thahir.
Usai acara bedah buku juga diselenggarakan pelantikan Pengurus Cabang Pergunu Kabupaten Maros di tempat yang sama. Yaitu di Aula Masjid Al-Yaqin. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News