JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Rais Am Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar kini menjadi sorotan sekaligus tumpuan harapan para kiai dan warga NU. Kini banyak sekali kiai NU, pengasuh pesantren, guru besar NU, akademisi NU, dan kader NU minta Kiai Mif – panggilan Kiai Miftachul Akhyar – segera menentukan sikap atas status Mardani Maming sebagai Bendahara Umum PBNU yang kini menjadi tersangka korupsi dan bahkan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Desakan para kiai pengsuh pesantren, guru besar NU, dan kader NU itu disampaikan menyusul pernyataan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang mengaku tak memecat Mardani Maming dari Bendahara Umum PBNU, meski kini yang bersangkutan menjadi tersangka kasus korupsi dan ditahan KPK.
Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Blitar Geruduk 2 Kejari, Desak Usut Aktor Kunci Kasus Rasuah
“Jangan kotori PBNU dan keluarga NU seluruh Nusantara dengan seorang Mardani Maming. Mohon Rais Am segera bersidang untuk bersihkan PBNU. Mohon pribadi seperti MARDANI MAMING tidak ada di JAJARAN PBNU. Wassalam, ” tulis Prof Hasyim Aidid, ulama dan guru besar UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.
(Mardani Maming. Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay/Sindonews.com)
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Hadir di Raker RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
Pernyataan Prof Dr Hasyim Aidid itu beredar luas.
Kiai lain juga berkomentar. “Apa PBNU sudah menjadi milik pribadi Ketum? Dimana fungsi pengurus yang lain terutama Rais Am?,” tanya seorang kiai dalam grup WhastApp (WA) yang anggotanya terdiri dari para pengasuh pesantren, guru besar NU, akademisi dari berbagai perguruan tinggi dan kader muda NU, baik struktural maupun kultural.
Bahkan ada kiai yang mengucapkan istighfar. Astaghfirullah. “Apakah Maming demikian pentingnya bagi NU,” kata kiai yang lain sembari mengatakan bahwa mempertahankan Mardani Maming sangat merusak martabat NU.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
“Saatnya sesepuh turun gunung, Dimana Gus Mus,” tulisnya kemudian.
(KH Yahya Cholil Staquf. Foto: suara.com)
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Ada juga yang mengaitkan dengan Muktamar NU Lampung. Ia menganggap ini bagian dari "sandra".
Tapi ada juga yang kocak. “Kalau gak mau mecat, klo gak mau mundur, klo gak malu. Yos wes sak karepmu,” tulis yang lain kocak.
Seperti ramai diberitakan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Staquf menegaskan bahwa Mardani Maming tak dipecat dari posisinya sebagai Bendahara Umum PBNU, meski terjerat kasus korupsi. Tapi PBNU akan menunjuk orang untuk menggantikan tugas harian Mardani.
Baca Juga: Eks Wakil Ketua KPK Jadikan Peserta Seminar Responden Survei: 2024 Masih Sangat Banyak Korupsi
“Akan digelar rapat untuk menunjuk sebagai pelimpahan tugas. Tapi dia tidak dipecat lho ya, nda (dipecat),” kata Gus Yahya dilansir Merdeka.com, Ahad 31 Juli 2022.
Pernyataan kontrovesial Gus Yahya itu disampaikan saat menghadiri pelantikan PCNU kota Malang, Ahad (31/7/2022). Yaitu KH Chamzawi terpilih sebagai Rais Suryiah dan KH Isroqunnajah sebagai Ketua Tanfidziyah PC NU Kota Malang Periode 2022-2027.
Gus Yahya didampingi Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, KPK telah menetapkan Mardani sebagai tersangka kasus korupsi terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi pemberian izin usaha pertambangan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kini KPK telah menahan Mardani selama 20 hari ke depan.
Bahkan KPK juga sempat menetapkan Mardani masuk DPO atau buron karena dua kali dipanggil tapi selalu mangkir.
Dia diduga menerima suap melalui perusahaannya atas persetujuan peralihan tersebut. KPK menyebut Mardani menerima uang Rp 104 miliar, (tim)
Baca Juga: Konferwil XVIII Resmi Dibuka, Gus Kikin: PWNU Jatim Siap Optimalkan Potensi dan Tradisi Pesantren
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News