PCNU Lumajang: NU Butuh Pemimpin Penyelesai Masalah, Bukan Nambah Masalah

PCNU Lumajang: NU Butuh Pemimpin Penyelesai Masalah, Bukan Nambah Masalah KH Husni Zuhri (bersorban hitam ). Foto: lumajangsatu.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH RM Husni Zuhri, Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang menegaskan bahwa NU ke depan bukan hanya dihadapkan kepada globalisasi ekonomi, tapi juga globalisasi aqidah.

Menurut dia, banyak sekali tantangan yang dihadapi NU ke depan. Karena itu ia berharap Rais Am dan Ketua Umum PBNU yang terpilih adalah figur yang bisa menyelesaikan masalah.

”Kita berharap yang terpilih adalah yang bisa menyelesaikan masalah, bukan nambah masalah,” kata Kiai RM Husni Zuhri kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (28/4/2015). 

Globalisasi aqidah, kata Kiai Husni Zuhri, merupakan tantangan besar bagi NU. Apalagi paham Syiah, Wahabi dan sebagainya, sebenarnya bukan ancaman baru bagi NU. Karena itu ia berharap semua pengurus NU kompak bersatu menjaga aqidah yang dianut NU.
Selain itu, tegas Kiai Husni Zurhi, pemimpin NU ke depan harus bisa mengayomi. ”Jadi bisa mengayomi dari tingkat elit sampai pada warga yang paling bawah,” tegasnya.

Tapi ketika ditanya, apakah pemimpin PBNU yang sekarang sudah memenuhi kreteria itu, yakni mengayomi, Kiai Husni Zuhri malah tertawa. ”Tergantung yang menilai,” kata Kiai Husni Zuhri sembari tertawa.

Kalau menurut kiai sendiri? ”Wah, repot ini,” katanya. Lagi-lagi Kiai Husni Zuhri tertawa. 

Menurut Kiai Husni, Muktamar NU ke-33 sebenarnya punya tiga target. Pertama, pemantapan program. Kedua, evaluasi. Ketiga, pergantian pengurus.

”Semua itu harus lebih baik dari sekarang. Jadi setiap Muktamar harus ada perbaikan dan harus lebih baik dari Muktamar yang kemarin,” katanya. 

Ia berharap Muktamar NU ke-33 pada 1 hingga 5 Agustus di Jombang berlangsung bersih, sehat, dan bermartabat. ”Sehat jasmani dan rohani,” katanya. Menurut dia, Muktamar di Jombang harus lebih baik daripada Muktamar di Makassar. 

Menurut dia, Muktamar NU di Makassar diwarnai peristiwa kurang baik, terutama tentang maraknya money politics. ”Itu itu sudah bukan rahasia lagi. Semua tahu,” tegasnya. Tapi ketika ditanya siapa pelaku riswah atau money politics, Kiai Husni Zuhri tertawa. Artinya, semua sudah tahu siapa pelaku riswah itu.

Sebelumnya, Rais Syuriah PCNU Kabupaten Probolinggo KH Jamaluddin Al Hariri menceritakan soal praktik riswah (money politics) dalam Muktamar NU ke-32 di Makassar. Menurut dia, menjelang pemilihan Rais Am tiba-tiba ia ditelpon seseorang.

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO