JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, bertemu Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan, Kamis (1/9/2022). Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu tak sendirian. Tapi bersama rombongan. Antara lain, Haji Wahyudin Husen, Ketua Asosiasi Peternak Pedagang Sarang Burung Walet Indonesia (APPSWI)
Kiai Asep juga didampingi Habib Abu Bakar dari Pasuruan, Muhammad Habibur Rohman (Gus Habib), putra Kiai Asep, Muhammad Santoso, ketua PAN Mojokerto, dan Fachrudin, pengurus DPW PAN Jatim.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Sementara Mendag Zulkifli Hasan didampingi Yandri Susanto, Wakil Ketua MPR RI.
Pertemuan untuk apa? “Saya dimintai tolong ya saya dampingi ke Menteri Perdagangan,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com yang mengikuti perjalanan “kiai miliarder tapi dermawan” itu ke Jakarta, Kamis (1/9/2022).
Ternyata Kiai Asep menemani Haji Wahyudin. Pengusaha sarang burung asal Gresik Jawa Timur itu mau wadul kepada Mendag Zulkifli tentang ekspor sarang burung walet yang mengalami hambatan karena faktor birokrasi.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Pantauan BANGSAONLINE, jadwal Kiai Asep bertemu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pukul 15.00 WIB. Namun ketika Kiai Asep dan rombongan turun dari pesawat di Bandara Soekarnno Hatta Cengkareng Tangerang Banten, ada informasi bahwa pada pukul 15.00, Bang Zul – panggilan Mendag Zulkifli Hasan – melepas para pengurus DPW PAN se-Indonesia untuk umroh ke tanah suci.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, foto bersama dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sambil menunjukkan buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan. Foto: MMA/bangsaonline.com)
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Jadwal pun berubah. Akhirnya disepakati pukul 16.00 WIB. Di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soeta) Cengkareng Banten.
Namun tempatnya masih menjadi perdebatan. Menurut orang-orang dekat Mendag, pertemuan seorang ulama dan menteri harus di tempat khsusus. Harus privasinya terjaga. Di VIP bahkan VVIP.
Ternyata Mendag Zulkfli sangat familiar dan egaliter. Menteri berusia 60 tahun asal Lampung itu tak pilih-pilih tempat.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
“Ayo di sini saja,” kata Mendag Zulkifli setelah mencium tangan Kiai Asep. Sebelumnya Bang Zul berada di tengah-tengah para pengurus PAN yang akan terbang ke tanah suci. Namun ketika melihat Kiai Asep, ia langsung bergegas mendatangi Kiai Asep dan mencium tangannya.
Ia kemudian mengajak Kiai Asep dan rombongan duduk di sebuah kafe yang penuh orang makan di bandara Soeta. Saat itulah terjadi perbincangan gayeng yang diselingi tawa penuh keakraban.
Saking gayengnya sampai lupa minum dan makan di kafe tersebut. Bahkan sampai pulang pun, Mendag Zulkifli dan Kiai Asep, termasuk rombongan, samasekali tak minum dan makan. Maklum, sama-sama diburu waktu. Pertemuan itu hanya sekitar 30 menit.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Meski demikian pertemuan singkat itu sangat bermakna. Apalagi Mendag Zulkifli berkali-kali menyebut bahwa Kiai Asep adalah pembina sekaligus orang tuanya.
“Untuk (pertemuan) selanjutnya tak perlu membawa-bawa (merepotkan) Kiai Asep, cukup Gus Habib,” kata Mendag Zulkifli takdzim sembari melihat Gus Habib yang duduk agak jauh. Bang Zul bahkan minta Gus Habib sering berkomunikasi dengan dirinya.
Tak lama kemudian Haji Wahyudin madul ke Mendag Zulkifli. Menurut dia, produksi sarang burung walet tiap tahun di Indonesia mencapai 1.500 ton.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
“Tapi yang terserap, bisa ekspor langsung ke Tiongkok hanya 350 ton pertahun,” kata Haji Wahyudin Husen menyebut data 2020-2021.
Padahal, tutur Wahyudin, data kebutuhan sarang burung di Tiongkok sebanyak 6.000 ton.
“Kemendag merilis potensi perwaletan Indoensia adalah harta karun, bisa mencapai Rp 500 triliun,” tutur Haji Wahyudin.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Pemilik Grand Kalimas Hotel di kawasan Ampel Surabaya itu mengungkapkan bahwa selama ini ekspor sarang burung walet yang dilakukan dirinya selalu terhambat birokrasi. Padahal Wahyudin mengaku sudah bekerjasama dengan Tiongkok. Bahkan manajer produksi pabrik miliknya warga asli Tiongkok yang ditaruh di Gresik Jawa Timur.
Wahyudin berharap bahwa sarang burung walet itu menjadi icon minuman dan kebanggaan Indonesia. “Jadi kalau Korea punya gingseng, Thailand punya madu putih, Malaysia punya durian, kita punya sarang burung walet, “ tegasnya.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, foto bersama dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan serta rombongan. Kiai Asep dan Mendag Zulkifli memegang buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Foto: mma/bangsaonline.com)
Haji Wahyudin bahkan berharap kepada Mendag Zulkifli agar sarang burung walet bisa dijadikan minuman resmi pada event global seperti pertemuan G20 di Bali yang akan berlangsung pada 23 hingga 24 Oktober 2022 mendatang.
Bagaimana respon Mendag Zulkifli? Dengan penuh semangat Mendag RI Zulkifli mengaku sangat siap untuk membantu. “Kalau perlu saya akan melakukan diskresi,” tegas Mendag Zulkifli sembari mengangkat tangannya saking semangatnya.
Ia bahkan minta Haji Wahyudin mengirim pesan lewat WhatsApp (WA) jika terjadi hambatan dalam ekspor ke luar negeri. Sebab masalah ekspor sarang burung ini berada di ranah atau wilayah kepemimpinannya. Ia berharap semua ekspor - termasuk sarang burung walet - berjalan lancar tanpa hambatan.
Ketua Umum PAN itu bahkan memberikan nomor HP kepada Haji Wahyudin. “WA saya kalau ada masalah,” pintanya.
Ia mengaku patuh pada Kiai Asep. “Pokoknya kalau saya ada Pak Yai saya selalu siap,” tegas Mendag Zulhas – panggilan Zulkifli Hasan yang lain.
Kiai Asep hanya tertawa. “Saya kan hanya membantu. Orang membantu tak boleh berharap apapun dari orang yang dibantu. Membantu orang itu pasti dibantu oleh Allah SWT,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.
Kiai Asep memang ikhlas dan murni menolong. Tebukti, dalam perjalanan ke Jakarta mengantar Haji Wahyudin itu Kiai Asep berbiaya sendiri. Bahkan beberapa orang yang diajak ke Jakarta juga difasilitasi Kiai Asep. Termasuk tiket pesawat dan konsumsinya, kecuali Haji Wahyudin.
Dalam pertemuan singkat itu M Mas'ud Adnan sempat memberikan buku berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan kepada Mendag Zulkifli. Bang Zul tampak senang mendapatkan buku yang bercerita tentang kiprah Kiai Asep itu.
"Ya, saya tahu waktu peluncurannya," kata Mendag Zulkifili Hasan sembari minta Kiai Asep membubuhkan tanda tangan di buku tersebut. Buku yang kini cetakan kedua itu sudah dibedah di berbagai daerah, antara lain di Palembang, Denpasar Bali, Maros Sulawesi Selatan, dan di Gedung Dewan Pers Jakarta. Bahkan kini banyak perguruan tinggi dan pesantren yang sedang antre untuk bedah buku yang banyak mengupas tentang pribadi Kiai Asep, sejak miskin hingga sukses mendirikan pesantren besar dan jadi guru besar serta dermawan.
"Pak Mas'ud penulisnya," tutur Kiai Asep menunjuk M Mas'ud Adnan sembari menandatangani buku setebal 424 halaman itu.
Kiai Asep memang dikenal sebagai ulama ringan tangan. Membantu siapa saja, terutama dalam upaya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yakni Indonesia maju, adil dan makmur sejahtera. Lihat saja kiprah Kiai Asep dalam membantu Vaksin Merah Putih (kini bernama Inovac atas usul Presiden Jokowi). Dengan biaya uang pribadi Kiai Asep membantu mendatangkan relawan untuk uji klinik fase ke-3 Vaksin Merah Putih.
“Setiap relawan saya beri transport Rp 500 ribu. Ini kan kebanggaan Jawa Timur dan bangsa Indonesia,” tutur Kiai Asep, putra pendiri NU, KH Abdul Chalim, Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, vaksin Inovac atau merah putih merupakan satu-satunya vaksin karya anak bangsa yang diinisiasi dan dikembangkan Unair dan RSUD dr Soetomo Surabaya Jawa Timur. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News