LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Berawal dari perceraian kedua orang tuanya membuat kondisi kejiwaan Wahyu Prayogi, warga Desa Godok, Kecamatan Laren, Lamongan, terguncang dan mengakibatkan gangguan mental. Ia pernah dipasung dan tinggal di rumah sendirian.
Namun berkat Program Lesung Si Panji (Lenyapkan Pasung dan Memanusiakan Pasien Jiwa) yang diinisiasi Dinas Kesehatan Lamongan, Wahyu tidak hanya sembuh tetapi dapat meneruskan pendidikan hingga menggapai impiannya memperoleh kerja yang layak.
BACA JUGA:
- Bhabinkamtibmas Sidomulyo Kediri Dampingi Posyandu Jiwa Taman Gembira untuk Penderita ODGJ
- Pulang Merantau, Pria di Surabaya Ditemukan Tewas Gantung Diri
- Hadiri Festival Kupatan di Tanjung Kodok, Bupati Lamongan: Upaya Lestarikan Tradisi Leluhur
- Pasangan Suami Istri di Lamongan Meninggal Dunia Usai Ditabrak Mobil
“Saya pernah dipasung, berawal dari perceraian orang tua dan sempat tinggal sendiri di rumah. Kenapa saya dipasung karena saya pernah memukul orang tua," ujarnya di Pendopo Lokatantra, Rabu (19/10/2022).
Ia menceritakan kisahnya saat Jambore Kesehatan Jiwa dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia 2022. Wahyu mengaku dipertemukan dengan perawat di Puskesmas Laren, Ikhwan, dan kemudian dibimbing hingga bisa melanjutkan pendidikan SMA.
"Saya dibimbing sampai SMA. Selepas saya mengikuti kesehatan jiwa di kecamatan saya diberi obat, Alhamdulilah diri saya semakin membaik, tidak emosian dan tidak memukul lagi,” ungkapnya.
Di hadapan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Wahyu mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah daerah setempat kepada para ODGJ yang sangat membutuhkan perhatian.
“Atas perhatian pemerintah, saya mendapatkan beasiswa dari dinas kesehatan dan bisa kuliah di jurusan perawat hingga memperoleh gelar ners, dan saya diberikan kesempatan mendapatkan SK untuk bekerja di RSUD Karangkembang. Terima kasih pak bupati, dinas kesehatan, Puskesmas Laren khususnya dan kedua orang tua saya tentunya,” paparnya.