GRESIK, BANGSAONLINE.com - Babinsa Koramil 0817/17 Sangkapura, Serda Sutikno, bersama aparat di wilayah setempat turun ke desa-desa untuk mensosialisasikan, dan memberi contoh cara mudah pembuatan biopori pada sekitar halaman rumah, Jumat (21/10/2022).
Hal tersebut dilakukan dalam rangka mensukseskan program Pemkab Gresik, yakni pembuatan sejuta biopori di Kecamatan Sangkapura. Serda Sutikno bersama Serda Muslihin membantu memaparkan tentang pengertian dan cara pembuatan biopori.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Biopori biasa dikenal dengan lubang resapan yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah, dan memiliki diameter antara 10-30 cm, serta tidak memiliki muka air tanah dangkal. Lubang ini kemudian diisi dengan sampah organik, serta memiliki fungsi sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan.
"Pembuatan biopori juga memiliki tujuan agar kita memperoleh 5 manfaat, ketika kita bisa membuat lubang resapan biopori di halaman rumah, diantaranya, mengurangi sampah organik," kata Sutikno.
Menurut dia, pembuatan lubang resapan biopori dapat mengurangi sampah organik dari rumah ke TPA (tempat pemrosesan akhir), karena salah satu fungsi biopori dapat digunakan sebagai tempat pengolahan sampah organik yang akan dibuang.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
"Dengan demikian, masyarakat sebelumnya bisa memilah sampah organik dan anorganik. Kedua, biopori sendiri dapat sebagai akses untuk menyuburkan tanah. Ketika kita memasukkan sampah organik ke dalam lubang, akan terjadi proses biologis yang nantinya sampah tersebut dapat berfungsi sebagai pupuk kompos, terbentuknya pupuk kompos di dalam lubang, tentu akan membuat tanah menjadi lebih subur," paparnya.
Lalu yang ketiga, Biopori dapat membantu mencegah terjadinya banjir. Yang diakibatkan sistem drainase yang tidak baik, biasanya di daerah padat penduduk drainasenya buruk karena kurangnya daya serap air oleh tanah, dengan membuat lubang resapan biopori dapat membantu air untuk bisa segera masuk ke dalam tanah.
Selain itu, sampah organik yang ada di dalam lubang merupakan makanan dari cacing tanah, cacing yang masuk ke dalam lubang tanah akan membuat terowongan-terowongan kecil, hal ini tentu akan membuat air lebih cepat meresap ke dalam tanah.
Baca Juga: Kasad Launching Pipanisasi TNI AD Manunggal Air di Pulau Bawean
Kemudian manfaat ke 4 yaitu dapat mempengaruhi Jumlah Air Tanah. Terowongan-terowongan kecil yang dibuat oleh cacing tanah akan meningkatkan luas permukaan tanah.
"Hal ini tentu akan membuat kapasitas tanah untuk menampung air menjadi meningkat, bahkan lubang resapan biopori ini mampu meningkatkan luas bidang resapan menjadi 40 kali lipat," jelas Serda Sutikno.
Dan yang ke lima, pengolah sampah organik. Dapat menjadi sarana pengolah sampah dari organik menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk tanaman obat keluarga dan tanaman pekarangan pangan lestari," terangnya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Apresiasi dan Ikuti Upacara Penutupan TMMD ke-122
Dilokasi yang sama, Efendi petugas dari Kecamatan menambahkan, Adapun lokasi untuk pembuatan Biopori sebaiknya dilakukan pada area terbuka yang akan terkena air hujan, biopori dapat ditempatkan pada halaman rumah, kantor, sekolah, pabrik, ponpes, sekitar pepohonan, sekitar tempat parkir dan tempat terbuka lainnya.
"Cara pembuatan biopori, sangat mudah, hanya membutuhkan alat yang simpel, yaitu Bor tanah/Linggis, Pipa PVC 10-20 cm, Casing biopori, Sampah organik dan Air," tuturnya.
Sedangkan untuk langkah-langkah membuat biopori yaitu, pertama, Sebelum mulai membuat biopori, terlebih dahulu tentukan lokasi yang akan dijadikan tempat pembuatan. Kedua, setelah ditentukan tempatnya, siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan biopori dengan air agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Ketiga, lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah, usahakan buat yang tegak lurus. Ke empat, buat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm. Ke lima, isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput atau sampah yang berasal tanaman. Ke enam, tutup lubang biopori dengan penutup bisa dari pipa atau roster biopori.
"Biopori harus dilakukan perawatan dengan baik agar lebih lebih maksimal dan berfungsi dengan baik," kata Efendi. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News