Tsunami di Chile Akibatkan Ratusan Nelayan Pancer Tak Melaut

Tsunami di Chile Akibatkan Ratusan Nelayan Pancer Tak Melaut Camat Pesanggaran Didik Joko Suhono (berspatu lars warna kuning) bersama dengan Polsek setempat dan petugas BMKG serta BPBD Banyuwangi sedang meninjau langsung pantai pancer, Sabtu 5 April 2014. foto:franciscus slamet wawan/BangsaOnline

BANYUWANGI, (BangsaOnline) - Menyusul informasi tsunami yang diakibatkan dari gempa yang terjadi di Negara Chile, ratusan nelayan pantai pancer Dusun Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi tidak berani melaut. Mereka memilih ikut mengungsi ketempat yang aman, karena takut tsunami akan melanda daerahnya, Sabtu 5 April 2014.

Meski para warga nelayan ini mayoritas bermata pencaharian sebagai pencari ikan, namun mereka saat ini harus rela libur sejenak demi keselamatan mereka.

Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi

“Sejak sore kemarin, saya datang kesini atas informasi kepala dusun setempat,” ucap Sugiyanto warga dusun pancer.

Ia mengaku takut dan trauma jika tsunami tahun 1994 kembali melanda daerahnya. Ketika itu, tsunami sempat menghancurkan tempat tinggalnya dan membuat beberapa orang hilang.

“kami takut dan khawatir tsunami kembali terjadi,” katanya

Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB

Meski masyarakat sempat ketakutan dengan informasi yang beredar, namun ada beberapa nelayan yang nekat juga untuk melaut. Hal ini dibenarkan oleh camat Pesanggaran Didik Joko Suhono, yang menyampaikan bahwa ada beberapa warga nelayan yang melaut. Namun kemungkinan warga tersebut belum mengetahui warga lainnya yang ikut mengungsi. Pihaknya mengharap, agar kondisi ini dapat segera kembali normal. Sehingga aktivitas warga kembali seperti sedia kala.

“Kami sangat berharap agar warga dalam kondisi tenang, menjalankan roda ekonomi dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, kepastian dampak akibat gempa dan tsunami yang terjadi di negara Chile, yang akan melanda perairan laut Selatan Banyuwangi ternyata dibantah oleh BMKG Banyuwangi, dan BMKG menyatakan hal ini tidak terbukti. Ini dijelaskan oleh BMKG Banyuwangi, setelah meninjau langsung kondisi perairan yang berada di pantai pulau merah kecamatan Pesanggaran.

Baca Juga: Rumah di Banyuwangi Rusak Usai Diterjang Hujan Deras dan Tertimpa Pohon

Petugas Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Banyuwangi, bersama camat, Polsek setempat dan juga jajaran pemerintah desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi datang dan memastikan langsung kebenaran informasi potensi tsunami yang akan melanda perairan pantai laut selatan di pantai pulau merah.

Para pemangku kebijakan ini, memastikan informasi dampak gempa yang terjadi di Chile tidak berpengaruh besar pada warga yang berada di daerah tersebut. Prakirawan cuaca pada BMKG Banyuwangi Gigik Nurbaskoro mengatakan, setelah melihat langsung dan memantau kondisi laut, pihaknya memastikan perairan laut pantai selatan aman.

Ia menjelaskan, informasi yang diprediksi oleh BNPB bahwa kedatangan tsunami susulan akan melanda daerah tersebut, namun hingga batas waktu tersebut, tanda-tanda tsunami tidak terbukti

Baca Juga: Diduga Mabuk Sopir Truk Fuso Tabrak Pagar Masjid Ikon di Banyuwangi, 3 Motor Rusak Parah

Karena menurutnya, potensi ketinggian gelombang yang akan sampai ke perairan laut selatan Banyuwangi yang diakibatkan dari gempa dan tsunami di Chile diprediski hanya sekitar nol hingga 50 centimeter, sehingga sulit untuk diprediksi.

Gigik menghimbau agar warga yang berada disekitar pantai untuk tetap tenang, tidak panik dan selalu waspada. Ia juga meminta kepada seluruh warga yang sempat mengungsi untuk segera pulang ke rumah masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO