JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Setelah salat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, massa yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) bertajuk Aksi 411 melakukan long march ke Istana Merdeka di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022) siang.
Salah satu tuntutan mereka bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur. Tuntutan itu disampaikan terkait dugaan ijazah Jokowi palsu.
Baca Juga: Desak Presiden Prabowo Adili Jokowi, Massa Aksi 411 Serukan Ganyang Fufufafa
Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif menjelaskan bahwa sampai saat pihak Istana belum merespon. Menurut dia, Presiden Jokowi belum menunjukkan ijazah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Bagaimana tanggapan Istana terhadap demo ini? Ternyata Presiden Jokowi malah tak ada di tempat. Informasi dari Aris, wartawan BANGSAONLINE.com, Presiden Jokowi justru berada di Mojokerto Jawa Timur.
Menurut Aris, Presiden Jokowi meresmikan bioetanol di PT Energi Agro Nusantara (Enero). Presiden Jokowi dan rombongan tiba pukul 9.49 WIB di PT Enero yang terletak di Jalan Raya Gempol Krep, Kecamaran Gedek, Kabupaten Mojokerto.
Baca Juga: Bambang Tri Mulyono, Penggugat Ijazah Jokowi Asal Blora Ditangkap
Pihak Istana membenarkan Jokowi di Mojokerto. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, menyatakan bahwa kunker Presiden Jokowi kali ini merupakan penjadwalan ulang dari agenda kunker sebelumya pada 10 Oktober 2022.
"Jadi hari ini Presiden kunker ke Mojokerto, Jawa Timur. Sebetulnya rencananya kunker ke Mojokerto pada 10 Oktober lalu, namun tertunda saat itu," ujar Bey dikutip Kompas.
"Oleh karena itu, Kementerian BUMN mengajukan permohonan kembali agar Bapak Presiden ke Mojokerto pada hari ini, 4 November 2022," katanya.
Baca Juga: Sugi Nur Tersangka, Penggugat Ijazah Jokowi Ditangkap
Sementara Habib Zen Assegaf yang dikenal dengan panggilan Habib Kribo justru berkomentar miring terhadap demo 411. Habib Kribo mengaku malu dengan tingkah laku para tokoh yang mengatasnamakan diri sebagai GNPR.
"Ini mendekati Pilpres, biasa budak-budak jalanan yang bertopeng agama mau atraksi di tengah jalan. Berdalih demo membela rakyat dan mengatakan katanya ingin minta Jokowi mundur," kata Habib Kribo.
Habib Kribo mengaku publik sudah paham siapa tokoh-tokoh di balik aksi demo yang temanya katanya itu-itu saja dan tidak kreatif.
"Kita tahulah siapa sih penjual Islam jalanan, ya kalau nggak gerombolannya FPI dan di situ juga lagi-lagi ada Yusuf Martak, dari seorang Direktur Lapindo, terus ada kasus sama negara, korupsi. Sekarang tiap saat demo, saya aja bosen. Anda tidak punya kerjaan? Anda nggak usah lah sok pakai belaga pengawal ulama, anda bukan ulama kok," kata Habib Kribu dikutip wartaekonomi.co.id
Menurut dia, tokoh-tokoh GNPR, terutama yang berasal dari etnis tertentu, hanya menjual agama demi kepentingan pribadinya.
"Saya malu melihat gerombolan ini, Rizieq ini yang diwakili oleh Habib Muhammad Alatas ini saya juga bingung habib-habib ini apa sih ilmunya Anda. Mereka cuma modal sorban. Saya sekalipun saya ini profesinya bukan ustadz, saya bisa takar ilmu anda. Anda ini cuma modalnya: sorban dan Habib," terangnya.
Menurut dia, para habib di GNPR itu telah dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh yang benci dengan pemerintah.
"Anda nggak sadar anda itu dimanfaatkan oleh gerombolan non-Habib. Itu Yusuf Martak, Haikal Hasan, Novel Bamukmin dan di situ juga ada katanya Ketua Persaudaraan Ulama Kyai Abdul Qahar, dan mantan penasehat KPK Abdullah Hehamahua, hama ini, dari KPK ini kok jadi kerdil sekarang, mau digiring-giring ikut untuk demo yang gak ada bobotnya," pungkasnya geram.
Habib Kribo menilai mereka semua itu cuma benalu di Indonesia dan hanya menginginkan agar negeri ini jadi rusuh dan tak berpikir panjang soal kedamaian.
"Cuma benalu di negeri ini. Ada pula aktivis Marwan Batubara serta Slamet Maarif pentolan 212. Nah Slamet ini kita tahulah mereka ini sudah berdagang. Semuanya mereka ini order demo," katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News