GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT Cargill Indonesia-Cocoa & Chocolate Gresik turut serta dalam penanganan stunting di Indonesia sebagai program tanggung jawab sosial (CSR).
Kontribusi Cargill Gresik dalam menangani stunting diwujudkan dengan melakukan upaya preventif dan promotif di 3 desa di Kecamatan Manyar. Yaitu, Desa Manyarejo, Desa Manyarsidomukti, dan Desa Manyarsidorukun.
Baca Juga: Berhasil Terapkan Sistem Merit dalam Manajemen ASN, Pemkab Gresik Raih Penghargaan dari BKN
Dalam program penanganan stunting itu, PT Cargill bekerja sama dengan Tim Penala Samahita Parma, Pemerintah Kabupaten Gresik, dan stakeholders terkait.
Launching program preventif dan promotif penanganan stunting itu dilakukan di Pendopo Kecamatan Manyar, dihadiri langsung oleh Wabup Gresik, Aminatun Habibah, Kamis (17/11/2022).
Wabup Habibah mengapresiasi langkah Cargill dan Penala. Dia berjanji akan mendukung penuh program yang rencananya berlangsung selama 1,5 tahun itu.
Baca Juga: Harapan Bupati Gresik di Musrenbang CSR 2025
Menurutnya, peran industri memang sangat dibutuhkan dalam pengembangan sumber daya manusia, seperti penanganan stunting. Sebab, penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama.
"Karena pertumbuhan adalah tanggung jawab orang tua. Namun saat orang tua anak tak mampu, maka menjadi urusan kita bersama," ujarnya.
Menurut dia, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak pada usia 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) atau lazim pada anak usia balita disebabkan kekurangan gizi kronis. Juga disebabkan infeksi pada masa hamil yang mempengaruhi kondisi Kesehatan ibu dan janinnya.
Baca Juga: Pembangunan Gedung Labkesmas Tahap I Dinkes Gresik Rampung
"Menurut World Health Organization (WHO), masalah kesehatan suatu bangsa dapat dianggap buruk jika angka prevalensi dari stunting lebih dari 20%," jelasnya.
Sedangkan angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4% (data: SGGI, 2021). Sementara di Jawa Timur, masih di atas angka rata-rata nasional, yakni 24,5% pada 2021 lalu.
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa permasalahan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan.
Baca Juga: Bagian Hukum Pemkab Gresik Gandeng YLBH FT Gelar Klinik Konsultasi Hukum
Khususnya, akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan).
"Keempat faktor ini mempengaruhi asupan gizi juga menjadi penyebab tidak langsung dari persoalan stunting," urainya.
Senada, Project Leader Tim Penala Samahita Parma, Andri Siswanto, menyatakan pihaknya sebagai mitra Cargill dan pelaksana di lapangan tetap membutuhkan kolaborasi dengan sejumlah pihak. Sebab, persoalan stunting bukan hanya urusan tenaga kesehatan.
Baca Juga: 66 Rumah Warga Ujungpangkah Rusak, Bupati Gresik Beri Bantuan Korban Terdampak Angin Kencang
Ia menyontohkan penanganan stunting di tiga desa di Manyar, membutuhkan kerja sama antara pemerintahan desa, puskesmas, kelompok kader kesehatan, juga tokoh masyarakat yang ada di desa.
"Dengan menyadari posisi masing-masing, siapa akan melakukan apa, secara bersama-sama akan merumuskan langkah intervensi yang paling sesuai untuk 3 desa di Kecamatan Manyar," ucapnya.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, prevalensi stunting balita pada tahun 2020 mencapai 25,5%. Target penurunan menjadi 18,4% di tahun 2022 dan menjadi 14% di tahun 2024.
Baca Juga: Bupati Gresik Sabet Penghargaan Kepatutan Penyelenggaraan Pelayanan Publik dari Ombudsman RI
"Pencapaian target tersebut tidaklah mudah tanpa kerja keras dan dukungan semua pihak dalam upaya percepatan penuruanan stunting," terangnya.
Sementara Admin and Relations Manager PT. Cargill Indonesia, Adi Suprayitno, menyatakan bahwa peluncuran program stunting merupakan tonggak awal sebelum melakukan berbagai upaya intervensi di lapangan.
Diawali dengan melakukan asesmen di 3 desa untuk mengenali apa penyebab dari masalah stunting, kemudian melakukan pelibatan kelompok relawan sebagai motor penggerak dalam upaya pencegahan maupun promosi dalam penanganan stunting.
Baca Juga: Lengkapi Berkas Gugatan di MK, Pendukung Kotak Kosong Minta Pilkada Gresik Diulang
"Cargill Gresik sebagai perusahaan yang memiliki tata nilai dalam kemajuan generasi dan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi isu bonus demografi tahun mendatang, merasa perlu untuk terlibat langsung dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di 3 desa di Kecamatan Manyar," katanya.
Dijelaskan ia, pada konteks tujuan pembangunan berkelanjutan, stunting merupakan salah satu target sustainable development goals (SDGs), tujuan ke-2.
Yakni, menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030, serta mencapai ketahanan pangan.
Baca Juga: Kabel Utilitas Masih Semrawut Meski Ada Perda di Gresik
Hadir juga, perwakilan dinas kesehatan (dinkes), dinas keluarga berencana & pemberdayaan, perlindungan perempuan anak (KBPPPA), dinas sosial (dinsos), Camat Manyar, 3 kepala Desa Manyar komplek, dan undangan lain. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News