JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Inilah peringatan Direktur Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas), Yusuf Wibisono, terhadap pemerintah tentang rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimatan Timur.
"Sejak awal, tidak akan ada yang tertarik masuk ke IKM sehingga IKN harus bergantung sepenuhnya pada APBN atau akan mangkrak," kata Yusuf Wibisono dikutip Tempo.co, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
Karena itu Yusuf Wibisono menyarankan agar pemindahan ibu kota dibatalkan atau ditunda dan diserahkan ke pemerintahan selanjutnya.
Seperti diberitakan, salah satu investor strategis, SoftBank Group menyatakan batal untuk terlibat dalam pembangunan IKN. Padahal SoftBank sempat menjanjikan investasi US$30—40 miliar atau berkisar Rp430—575 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.000).
"Kami tidak lagi berinvestasi pada proyek tersebut, tetapi kami akan tetap melanjutkan investasi di Indonesia melalui portofolio kami pada SoftBank Vision Fund," tertulis dalam keterangan resmi SoftBank dikutip ekonomi.bisnis.com.
Baca Juga: Menuju IKN, AHY Hadiri Peresmian dan Penyerahan Sertifikat Istana Garuda
Menurut Yusuf Wibisono, rencana mengenai IKN paling cepat dibahas lagi oleh pemerintahan hasil pemilu 2034. Sebab, kata dia, dalam 10 tahun ke depan, pemerintah seharusnya berkonsentrasi pada upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi dan krisis global, serta mendorong Indonesia keluar dari middle income trap.
"Apabila terus memaksakan pembangunan IKN saat ini, di tengah kelemahan APBN dan ketidakjelasan sumber pembiayaan swasta, hanya akan menunjukkan arogansi penguasa," tutur tegas Yusuf Wibisono.
Ia juga menilai proyek IKN akan sulit menarik minat investor. Salah satu penyebabnya adalah jumlah penduduk yang sangat rendah. Ia pun membandingkannya dengan proyek pengembangan Kota Batam yang dibangun pemerintah sebagai kota industri sejak 1970.
Baca Juga: Menparekraf Sebut Investasi IKN dari Luar Negeri Sentuh Angka Rp1 Triliun
"Batam yang dibangun dari lahan kosong, sekarang setelah 50 tahun tidak mampu menyaingi Singapura dengan populasi hanya 1,2 juta orang. Padahal puluhan tahun Batam menikmati berbagai fasilitas investasi dan kemudahan ekspor dan impor," katanya.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Yusuf memperkirakan IKN membutuhkan penduduk hingga 3 sampai 5 juta orang agar investor tertarik dan bersedia menanamkan modalnya. Namun, ia masih ragu hal itu dapat direalisasikan mengingat tak mudah menarik penduduk untuk masuk dan menetap di IKN. Sebab, penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai lokasi IKN kini tidak sampai 200 ribu jiwa.
Untuk menarik sumber daya global dalam jumlah masif ke kota baru juga mustahil dilakukan tanpa sejarah komersial kawasan yang panjang. Selain itu, untuk menarik minat para penyuntik modal, Yusuf memperkirakan perlu visi keunggulan kota dan arah pengembangan kota yang fokus, kawasan industri dan perdagangan bebas, keberadaan hub transportasi yang besar, serta konsistensi kebijakan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Menteri AHY Siapkan Baseline Program Pertanahan dan Tata Ruang Untuk Transisi Kepemimpinan
Pembangunan IKN juga diperkirakan memakan waktu sangat panjang. Membangun kota baru diatas tanah kosong, tuturnya, tidak akan mungkin selesai dalam satu hingga dua tahun. Dia menuturkan proyek IKN membutuhkan waktu 30 sampai 40 tahun. Karena itu, investasi di IKN membutuhkan jaminan kelangsungan pengembangan IKN dalam jangka panjang.
Ditambah Kabupaten Penajam Paser Utara, menurut dia, nyaris tidak memiliki daya tarik untuk menarik masuk sumber daya global, kecuali bisnis pertambangan dan kehutanan. Terlebih kontribusi terhadap PDB nasional yang sangat kecil, yakni tidak sampai 0,1 persen.
Karena itu, ia tak yakin atas klaim pemerintah bahwa akan banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di sana. Keraguan tersebut terbukti dari mundurnya SoftBank, Vision Fund, dan investor strategis lainnya.
Baca Juga: Menteri AHY Terbang ke IKN Hadiri Renungan Suci HUT RI ke-79
Menurut Yusuf Wibisono, sejumlah janji investasi yang sempat diucapkan para investor terhadap pembangunan IKN lebih banyak berupa basa-basi politik kepada pemerintah."Mereka sekedar menjaga hubungan baik sekaligus memelihara kepentingan investasi mereka yang sudah ada," kata Yusuf. Ketika proyek IKN mulai dijalankan, para investor itu mundur teratur.
Yusuf mengingatkan pemerintah bahwa proyek IKN di Penajam Paser Utara itu berpotensi besar sepenuhnya menggantungkan diri pada pembiayaan publik, dari pemerintah dan atau BUMN. Proyek ini juga diprediksi akan menjadi beban APBN dalam jangka panjang. Indikasi itu semakin kuat setelah pemerintah baru saja berencana merevisi Undang-undang (UU) IKN yang baru berumur 10 bulan.
Menurut Yusuf, revisi UU IKN itu membenarkan dugaannya bahwa sejak awal, tidak akan ada investor yang tertarik masuk menyuntikkan modal ke IKN. Bahkan terbitnyaUU IKN yang dibahas secara kilat hanya dalam waktu sekitar 40 hari saja, dinilai tetap tak akan mampu menarik minat investor. (tim)
Baca Juga: Usai Sidang Tahunan DPR RI, Menteri AHY Bertolak ke Kaltim Hadiri Upacara HUT RI ke-79
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News