Salah satu sopir angkot, Edy Yunianto (58), menyebut bantuan itu sangat bermanfaat di tengah kenaikan harga BBM baru-baru ini. Bantuan juga sangat membantu ketika sepinya penumpang di tengah persaingan teknologi aplikasi transportasi.
"Saat ini penumpang sangat sepi. Jadi saya dan teman-teman hanya bergantung pada penumpang bus pariwisata yang ingin berziarah ke Makam Giri," ungkap Edy.
Edy mengaku telah bekerja sebagai sopir angkot sejak pertengahan tahun 90-an. Ia harus bertahan hidup di tengah kondisi yang sudah banyak berubah.
"Dulu rute angkot saya masih ramai, tetapi saat ini, apalagi ditambah pandemi kemarin penghasilan merosot tajam. Sepinya penumpang, membuat rata-rata penghasilan perharinya menjadi tidak menentu. Saat ini rata-rata mendapat 50 ribu rupiah perhari sudah bagus. Itupun tidak menentu," katanya.
Ia bersama rekan-rekan sopir angkot merasa sangat terbantu dengan subsidi BBM yang diberikan oleh Pemda Gresik lewat Dinas Perhubungan Gresik. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News