SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya mengajak warga Desa Jatikalang, Kecamatan Krian, Sidoarjo, untuk mengatasi masalah sampah dengan mendirikan bank sampah.
Pendampingan kepada warga tersebut dilakukan oleh Tim Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Unipa Surabaya melalui Pendanaan Insentif Pengabdian kepada Masyarakat yang Terintegrasi MBKM bagi PTS tahun 2022.
Baca Juga: Berikut Penyebab Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah
Pengolahan sampah dengan sistem 4R yang terdiri dari Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery melalui bank sampah, masih belum banyak dilakukan oleh masyarakat, termasuk warga Desa Jatikalang, Krian, Sidoarjo.
"Bank sampah menjadi media agar masyarakat dapat melakukan pengolahan sampah dan menghasilkan keuntungan karena sampah yang dihasilkan dapat menjadi rupiah," kata Ketua Tim Dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Unipa Surabaya, Sri Widyastuti, melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Selasa (27/12/2022).
Karena itu, Sri menambahkan, timnya dibantu sejumlah mahasiswa Unipa Surabaya mendampingi warga Desa Jatikalang, untuk belajar pembuatan manajemen organisasi bank sampah.
Baca Juga: 3 Kontroversi yang Membuat Publik Sangsi soal Penangkapan Ivan Sugianto oleh Polisi
Mulai pengumpulan sampah, penimbangan sampah, pencatatan tabungan sampah di buku bank sampah sampai kepada pembagian buku tabungan bank sampah. Pendampingan ke warga untuk mengelola bank sampah ini dilakukan selama tiga hari, pada tanggal 14 hingga 16 Desember 2022 lalu.
Kegiatan belajar mengelola sampah melalui bank sampah ini diikuti oleh 100 warga Desa Jatikalang, Krian. Warga antusias ingin mempraktekkan bank sampah ini, sebab membayangkan uang yang dihasilkan oleh bank sampah sangat menjanjikan, jika warga benar-benar berkomitmen menerapkannya secara berkelanjutan.
Sri menyebut, diperlukan pengetahuan yang khusus untuk pengolahan sampah melalui bank sampah ini. Misalnya masyarakat harus melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga, yaitu membedakan sampah organik dan anorganik.
Baca Juga: Untuk Imbangi Produksi Ikan Tangkap Jatim yang Tinggi, Khofifah: Pasar Pabean Butuh Peningkatan
Sampah organik seperti sisa nasi dan sayuran yang akan dimanfaatkan menjadi bahan dasar kompos. Sedangkan sampah anorganik seperti botol, kardus, kertas, dan minyak jelantah yang akan dijual di bank sampah.
Saat mendampingi warga Jatikalang mendirikan bank sampah ini, tim dosen dan mahasiswa Unipa Surabaya didampingi Ketua Paguyuban bank sampah Sidoarjo, Mailiya Hurtamud Diyanah.
Di kesempatan ini, Diyanah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya bank sampah sebagai solusi yang tepat untuk menarik partisipasi masyarakat dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu juga karena bank sampah dapat menghasilkan uang.
Baca Juga: Otak Penyekapan 12 Perempuan di Sememi Lolos, Penjaga Rumah Ditindak Tipiring
Anggota Tim Dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Unipa Surabaya, Pungut, menambahkan, setiap warga harus memiliki buku tabungan sampah yang telah disediakan oleh manajemen bank sampah. Setiap menjual sampah, uang yang dihasilkan dicatat di buku tabungan.
Warga boleh mengambilnya dalam waktu sebulan sekali dengan tujuan uang yang didapat bisa lebih banyak. Buku tabungan hanya mencatat berapa banyak uang yang didapat.
Dan dalam praktiknya uang tersebut dapat ditukar dengan sembako maupun kebutuhan lainnya seperti berobat. Jadi bank sampah yang didirikan ini sudah berkolaborasi dengan pihak-pihak yang memang dibutuhkan oleh warga. "Implementasi inilah yang menjadikan bank sampah mampu bertahan," tandas Pungut. (sta/mar)
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News