Hal terpenting untuk diperhatikan ialah penyedia layanan BNPL diminta untuk lebih berhati-hati dalam tahap pre-screening, memilih segmen pengguna, serta profil resiko kredit.
Dengan segala kemudahan untuk mengajukan paylater, Nailul mengingatkan masyarakat, khususnya kaum generasi Z untuk benar-benaar mempertimbangkan tujuan penggunaan paylater.
"Apakah itu benar-benar untuk kebutuhan atau hanya keinginan? kalau barang itu lebih untuk tujuan konsumtif dan tidak akan menghasilkan uang, lebih baik membayar tunai", ujar Nailul.
Pengguna paylater perlu mengukur kemampuan finansialnya sendiri untuk memastikan total cicilan utang tidak melebihi 30% dari pendapatannya.
Nailul juga mengingatkan resiko lain yang mengintai dalam paylater, salah satunya kesulitan mengajukan kredit-kredit lainnya seperti cicilan rumah karena skor kredit yang buruk ketika dilakukan BI checking. Belum lagi resiko harus menghadapi teror dari penagih utang, entah itu melalui telepon bahkan didatangi lanjut.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News