Dubes RI Maroko Terkesima, Kiai Asep Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Maroko Kuliah di IKHAC

Dubes RI Maroko Terkesima, Kiai Asep Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Maroko Kuliah di IKHAC Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat diterima Duta Besar RI untuk Maroko, Hasrul Azhar Hutasuhut, di Duta Wisata KBRI, Kota Rabat, Maroko, Sabtu (14/1/2023). Foto: bangsaonline.com

RABAT, BANGSAONLINE.com – Agenda Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, selalu padat. Termasuk di Maroko. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu selain ziarah ke makam para ulama waliyullah juga bertemu para pimpinan perguruan tinggi.

juga bertemu Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Maroko, Hasrul Azwar Hutasuhut. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu bertemu Dubes RI untuk Maroko Hasrul Azwar di Gedung Duta Wisata KBRI, Rabat, Maroko, Sabtu (14/1/2023).

“Karena hari Sabtu hari libur, maka saya terima di sini,” kata Hasrul Azwar yang juga merangkap sebagai Dubes RI untuk Negara Mauritania yang berkedudukan di Rabat Maroko.

Hasrul Azwar didampingi istrinya dan sejumlah staf KBRI Maroko. juga didampingi istrinya, Nyai Hj Alif Fadhilah dan putranya, Gus Ilyas, yang kuliah di Universitas Qadhi Iyyadh Maroko.

(Rombongan dan staf KBRI Maroko duduk sesuai posisi duduk dan Hasrul Azwar. dan rombongan di kursi kiri, sedang Hasrul Azhar dan para KBRI Mroko duduk di barisan kursi kanan. Foto: bangsaonline) 

juga didampingi Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Rektor Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC), Dr Eng Fadly Usman, Wakil Rektor IKHAC dan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com serta para mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Maroko, termasuk alumni Amanatul Ummah.

M Mas'ud Adnan, wartawan BANGSAONLINE melaporkan dari Kota Rabat ,Maroko, bahwa penyambutan Dubes RI Hasrul Azwar dan para stafnya terhadap sangat hangat dan khidmat.

Setelah saling memperkenalkan diri dan rombongan masing-masing, Hasrul Azwar minta menceritakan tujuan dan latar belakang berkunjung ke Maroko. memaparkan secara singkat sejarah Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang dipimpinan, terutama yang di Pacet.

“Dulu santrinya hanya 48. Sekarang, alhamdulillah, sudah 17.000,” tutur datar. Hasrul Azhar langsung terkesima. “Saya juga punya lembaga pendidikan tapi tak besar,” timpal Hasrul Azhar yang lahir di Suamtera Utara 30 Januari 1954 (kini berusia 68 tahun).

( dan istri foto bersama dengan Hasrul Azwar dan istrinya di pintu Duta Wisata KBRI, di Rabat, Maroko. Tampak paling kiri M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. Foto: bangsaonline)

Hasrul Azhar bahkan kemudian memberitahu istrinya bahwa punya pesantren besar dan ceritanya sangat menarik. Istri Hasrul Azhar memang baru datang ke dalam pertemuan itu.

juga bercerita bahwa ia datang ke Maroko untuk menjajaki kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi di negara yang dipimpin Raja Muhammad VI itu. Diantaranya menawarkan peluang bagi siswa-siswi Maroko yang ingin belajar di Indonesia. Tepatnya di Institut Pesantren KH Abdul Chalim yang juga bagian dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

“Kami juga memberi uang saku, tapi tak banyak. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” kata yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU asal Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO