Buntut dari Gebyar Batik Jawa-Bali Disperindag Diperiksa Polres Pamekasan, Dugaan Korupsi 1,5 Miliar

Buntut dari Gebyar Batik Jawa-Bali Disperindag Diperiksa Polres Pamekasan, Dugaan Korupsi 1,5 Miliar Harsya Budi, Kasi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Disperindag Pamekasan saat menemui para pendemo.

Sementara itu, Abdus Salam selaku koordinator massa aksi demo kemarin dalam oransinya sempat menyinggung Disperindag Kabupaten , bahwa daripada menggelar gebyar batik Jawa-Bali mending anggaran Rp1,5 miliar tersebut diberikan modal pada masing-masing pengrajin batik.

Ia juga mempertanyakan harga batik di yang paling mahal itu berapa dan setelah gelaran gebyar batik tersebut, batik yang sudah laku terjual itu berapa?.

"Saya tanya disperindag ini, yang bertanggung jawab atas kegagalan kegunaan anggaran ini disperindag ?," ujar Harsya kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (1/2/2023).

Dengan anggaran sebesar itu, namun tidak sesuai dengan manfaat bagi pembatik sehingga diduga ada penggunaan anggaran yang tidak sesuai dan diduga hanya buat bancakan saja.

"Kalau ini menghabiskan Rp1,5 miliar kemudian targetnya tidak jelas, saya tanya harga batik paling mahal laku berapa setelah gebyar batik, namun tidak bisa menjawab," pungkasnya. (dim/git). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Haul Akbar di Masjid Nurul Huda Pamekasan, Satukan Generasi dan Santri Kiai Mattawi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO