Ponpes Canga'an Dapat Penghargaan dalam Satu Abad NU, Mas Dion: Pensatren Keramat dan Berkah

Ponpes Canga Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Sudiono Fauzan bersama Pengasuh Ponpes Canga'an KH. Ahmad Kholili Kholil saat meninjau lokasi bahtsul masail.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Ponpes Canga'an, Bangil, Pasuruan, mendapatkan anugerah penghargaan dalam peringatan satu abad NU. Canga'an merupakan salah satu ponpes tertua di Indonesia yang ada di Pasuruan.

Penghargaan tersebut langsung diserahkan oleh Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf kepada Pengasuh Ponpes Canga'an KH. Ahmad Kholili Kholil.

"Tanggal 31 Januari, Ponpes Canga'an dapat anugerah dari Ketum PBNU langsung. Bunyinya pondok tertua ketiga di Indonesia," kata Kholil kepada BANGSAONLINE.com saat ditemui di Ponpes Canga'an.

Tak hanya anugerah penghargaan, PBNU juga mempercayai ponpes tersebut menjadi tuan rumah bahtsul masail (pembahasan masalah hukum syariat), dalam rangkaian kegiatan satu abad NU yang bakal digelar mulai tanggal 5 - 6 Februari.

Dipilihnya Ponpes Canga'an karena punya nilai sejarah tinggi. Salah satunya, Syaikhona Kholil Bangkalan pernah mondok di Canga'an. Selain itu, Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari, KH. Manaf Abdul Karim (Pendiri Lirboyo), dan ulama muassis NU lainnya pernah mondok di Canga'an.

"Pesantren Canga'an ini disamping tertua di Jawa Timur, juga keramat dan berkah," ujar H. M, Sudiono Fauzan (Mas Dion), salah satu santri Ponpes Canga'an yang kini menjabat ,

Pria yang akrab disapa Mas Dion itu merasa bangga menjadi santri di pesantren tersebut. Ia mengaku merasakan sendiri keberkahan yang didapat dari Pondok Canga'an.

Ia bercerita, pernah mendapat pesan yang menyentuh dari KH. Subhan Sibromulis Kholili, Pengasuh Ponpes Canga'an kala itu, saat pamitan keluar untuk melanjutkan kuliah.

"Awakmu metu teko pondok, kate kuliah nang Suroboyo utowo Jakarta, nggak ono manfaate, nggak ono gunane. Wis, onok pondok ae, tutukno, ben oleh barokah gede. (Kamu keluar dari pondok, mau kuliah di Surabaya atau Jakarta, tidak ada manfaatnya, tidak ada gunanya. Wis, di pondok saja, tutukno, ben oleh barokanya yang besar)," kata Mas Dion menirukan ucapan Kiai Sibromulis.

Mendengar dawuh kiainya tersebut, dia tak berkutik dan hingga saat ini menurutnya masih terngiang-ngiang dawuh itu. Dia pun tidak jadi keluar pondok. Alhasil, sekarang dia menjadi tokoh besar di Pasuruan, menjabat Ketua DPRD Pasuruan dua periode.

Dia mengaku, tidak ada cita-cita jadi tokoh besar saat mondok di sana. Ia hanya menjalankan arahan orang tuanya.

"Jujur, saya diarahkan orang tua nyantri di Canga'an untuk ngalap barokah," tuturnya.

Ia juga berharap dengan momentum satu abad NU, Ponpes Canga'an kembali bangkit dengan melahirkan ulama-ulama besar di masa depan. (afa/ns)

Lihat juga video 'Viral! Santri di Pasuruan Gagalkan Kawanan Pencuri Motor di Pasuruan.':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO