JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Berawal dari modal Rp500 ribu dan peralatan kompor minyak serta wajan kecil, Mulitina Tumini (63), warga Pekalongan, sukses berbisnis Keripik Macho Eliza.
Keberhasilan usaha yang dirintis sejak tahun 2008 itu tak lepas dari bantuan pinjaman modal dari Rumah BUMN Baturaja. Saat ini, Mulitina Tumini sudah menjadi pengusaha makanan ringan binaan Semen Baturaja asal Palembang.
Baca Juga: Pengelolaan Lahan Pascatambang SIG di Tuban Raih Penghargaan Utama di ICAII 2024
Ia menceritakan, kisah suksesnya berawal dari menjajakan keripik dari warung ke warung. Mulanya, sehari hanya memproduksi 1 kg atau 10 bungkus keripik. Ternyata, keripik bikinannya banyak yang suka.
"Salah satu keistimewaan keripik macho yang saya produksi adalah bahan baku yang digunakan itu macho (sejenis ikan teri) yang hanya bisa didapat di Palembang. Sehingga memiliki rasa gurih yang khas," ucap Mulitina Tumini.
Pesanan pun semakin mengalir deras hingga pada 2017 ia tak bisa melayani pesanan akibat keterbatasan modal. Ditambah lagi, bahan baku sedang naik. Ia mengungkapkan, kala itu ada pesanan 100 bungkus keripik macho. Namun ia tak bisa melayani karena tak punya modal.
Baca Juga: Kades Temaji Dilaporkan ke Polisi
"Sampai akhirnya saya dapat informasi tentang Rumah Kreatif BUMN (RKB) Baturaja yang saat ini menjadi Rumah BUMN Baturaja," ungkapnya.
Singkat cerita, Mulitina menceritakan kendalanya dan akhirnya Rumah BUMN Baturaja memberikan bantuan pinjaman modal Rp50 juta setelah melalui proses survei.
Ia pun kembali bisa menjalankan bisnisnya, bahkan kini semakin berkembang. Ia memiliki 3 karywan. Produksinya pun tidak sebatas keripik macho, tapi juga merambah ke emping ubi, stik bawang, sale pisang, wedang jahe, lempok, kopi bubuk, hingga abon ikan patin.
Baca Juga: SIG Prediksi Peluang Pertumbuhan dari Program 3 Juta Rumah Pemerintah
Dia menuturkan bahwa, pembinaan yang diberikan oleh Rumah BUMN Baturaja tidak terbatas pada bantuan dana, tetapi juga meliputi bantuan untuk perizinan, sertifikasi halal, pelatihan, hingga pemasaran baik secara offline maupun online melalui media sosial.
Produk-produk Eliza kini telah masuk ke toko pusat oleh-oleh dan minimarket di Baturaja, bahkan tersedia secara online.
Rumah BUMN Baturaja merupakan wadah berkumpulnya pelaku UMKM untuk belajar bersama dan menciptakan produk kreatif dan berkualitas.
Baca Juga: Nathabumi SIG Sukses Musnahkan 103 Ton Bahan Perusak Ozon
Sejak didirikan pada 14 November 2017, Rumah BUMN Baturaja yang dikelola oleh Semen Baturaja, anak usaha SIG, telah memiliki 261 UMKM binaan dari Kabupaten Oku. Mereka mengembangkan usaha kuliner, kriya, fesyen, dan kecantikan.
Di Rumah BUMN Baturaja, para pelaku UMKM tidak hanya diberikan bantuan pendanaan, tetapi juga bantuan proses perizinan, sertifikasi halal, beragam pelatihan, hingga packaging dan pemasaran produk.
Selain itu, Rumah BUMN Baturaja juga memfasilitasi UMKM binaan untuk berpartisipasi dalam ajang pameran berskala nasional hingga internasional, seperti IBD Expo pada 2018, Lampung Fair yang diadakan setiap tahun, hingga ICPF di Kuala Lumpur Malaysia pada 2019.
Baca Juga: Majukan UMKM Binaan, SIG Pabrik Tuban Ajak Kolaborasi Anak Usaha
Upaya ini bertujuan untuk memberikan pengalaman, meningkatkan kompetensi dan memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM binaan.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, kisah sukses Mulitina Tumini merupakan satu dari ribuan perjalanan SIG dalam mendukung pelaku UMKM. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan poin 8, yakni mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif, dan pekerjaan yang layak bagi semua.
"Pemberdayaan UMKM oleh SIG dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan meningkatkan kapasitas dan produktivitas UMKM, serta melalui pendirian rumah BUMN di sejumlah daerah, seperti Rumah BUMN Rembang, Rumah BUMN Surabaya, hingga Rumah BUMN Baturaja," katanya, Rabu (8/3/2023)
Baca Juga: Tujuh Rumah tak Layak Huni di Tuban Direnovasi UPZ SIG
"SIG berkomitmen untuk terus mendorong UMKM agar naik kelas sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu penghasil devisa bagi daerah dan juga nasional," pungkas Vita Mahreyni. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News