MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Pusat menggelar Rakornas dan Silaturahim dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1444 Hijriyah di IKHAC Raya Bendungan Jati Pacet, Mojokerto, (21/3/2023).
Dengan tema Guru Mulia Pemersatu Bangsa, kegiatan yang berlangsung selama 2 hari, dari 21-22 Maret 2023 tersebut, dihadiri Ketua Umum Pergunu Pusat Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Asisten Pemprov Jatim H Jazuli, perwakilan provinsi masing masing Pergunu se-Indonesia, serta tamu undangan tokoh-tokoh nasional.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ringkus Terduga Pelaku TPPO
Ketua Pelaksana H Zuhri mengatakan, Rakornas dan Silaturahim ini agar selalu tetap terjaga ukhuwah islamiyah dan untuk memperpanjang umur serta diperlebar rezeki diantara para anggota Pergunu.
"Dalam pertemuan selanjutnya, supaya dapat dirumuskan bersama, apa yang akan kita bawa di rapat kerja nasional nanti. Insya Allah, rakornas akan dilaksanakan di tahun ini. Terima kasih atas perhatian loyalitas integritas para pengurus Pergunu seluruh Indonesia yang hadir disini," jelasnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra menyampaikan, bahwa terselenggaranya acara Rakornas dan Silaturahim itu dalam rangka menyambut Ramadan 1444 Hijriyah. Diharapkan, para peserta dapat memberikan usulan-usulan yang bisa kemudian diusulkan kepada DPR RI. Sehingga, kemudian bisa menjadi penguat untuk guru-guru seluruh Indonesia.
Baca Juga: Gus Barra Komitmen Jalankan Pemerintahan Anti-KKN saat Kampanye di Desa Bening
"Saya menyampaikan sebuah syair yang ditulis oleh Ahmad Syauqi salah satu amir pemimpinnya para penyair dari Mesir menyebutkan, dalam syairnya adalah berilah penghormatan kepada seorang guru, karena di dalam diri seorang guru terdapat kemuliaan, karena hampir-hampir seorang guru memiliki kedudukan seperti halnya Rasul Alim, kamu tahu siapa yang paling mulia dari seorang yang menumbuhkan dan membangun jiwa dan akal kita. Subhanallah Maha Suci Allah, dialah sebaik-baik guru yang telah mengajari kamu, yang telah mengeluarkan kamu dari gelapnya akal-akal kita, memberikan petunjuk untuk kemudian kita bisa berjalan di jalan yang terang benderang, itulah sosok seorang guru, itulah gambaran seorang guru yang digambarkan dalam sebuah syair oleh Ahmad Syauqi. Oleh karena itu, guru jangan berkecil hati, posisikan dengan profesi panjenengan sebagai guru, guru memiliki kedudukan yang sangat mulia, jika kemudian kita ikhlas, kita berjuang untuk tujuan kita adalah untuk mendidik generasi-generasi kita sampai tahun 2045, menuju Indonesia emas. Generasi-generasi muda sekarang inilah yang kemudian akan menjadi penentu Indonesia emas di tahun 2045. Kalau kemudian kita tidak mendidiknya dari sekarang, besok di 2045 akan terjadi demografi bagi Indonesia. Kemudian menjadi malapetaka bagi masyarakat Indonesia. Kita berharap generasi-generasi yang sekarang ini akan menjadi pemimpin-pemimpin kedepannya, bisa menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju adil dan makmur," jelas Gus Barra sapaan akrabnya.
Menurut Gus Barra, ada ungkapan dari ahli hikmah, ada hal yang harus diwaspadai dan dicegah yang akan dapat menghancurkan suatu negara. Disamping itu, kebudayaan sebuah negara menjadi maju, bila selalu melaksanakan tiga hal.
Pertama, generasi penerus dapat menghormati dan taat terhadap kedua orang tua. Kedua, generasi penerus tidak akan luntur dalam menghargai dan menjunjung tinggi guru dan ulama. Guru, ulama dan kedua orang tua dijadikan panutan hidup bagi para generasi muda.
Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok
"Sebagai contoh, di Suriah seperti yang pernah kita lihat di buku dan berita berita pada waktu perang Suriah. Saat Para ekstrimis garis Islam masuk ke jantung pertahanan Suriah. Pertama kali mereka lakukan adalah meragukan kapasitas keilmuan para ulamanya, yang berdampak menimpa seorang ulama yang bernama Syekh Ramadan meninggal dunia syahid ketika mengajar ngaji, akibat bom bunuh diri.
Kita harus bisa mencegah generasi-generasi muda yang sudah lagi tidak menghormati jasa para gurunya.
Jangan sampai terjadi lagi, guru dilaporkan ke polisi gara gara memukul siswa. Padahal, pelajar itu sebelumnya telah dinasehati beberapa kali agar tidak membuat kesalahan. Pukulannya pelan tidak keras, memukulnya sifatnya mendidik agar pelajar itu kembali kembali berbuat yang baik.
Baca Juga: Petakan Potensi Desa, Mendes Yandri: Harus Jadi Supplier Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
"Kalau kita melihat sejarah peradaban, yang mana pada saat itu Jepang ketika terjadi letusan Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh Sekutu, Kaisar Hero mengatakan, ada berapa guru yang masih hidup, kemudian jenderalnya bilang wahai Kaisar, yang menyelamatkan engkau dari serangan bom atom itu bukan guru tapi kita para tentara ini, dengan guru tidak bisa menyelamatkan anda dari serangan Nagasaki. Kaisar tetap menyuruh jendralnya untuk mengumpulkan para guru yang tersisa, untuk memajukan peradaban negeri sakura kembali normal. Sebenarnya membutuhkan waktu 50 tahun untuk memulihkan jepang. Namun, bawah kendali para guru-guru mereka, Jepang bisa mengembalikan bisa membangun peradabannya negerinya lagi hanya butuh waktu 20 tahun.
Ini adalah guru memiliki posisi yang sangat sentral dan sangat penting untuk keberlangsungan generasi-generasi kita," terangnya. (ris/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News