PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Aktivis Portal Lujeng Sudarto menilai Bupati Pasuruan diskriminatif dalam memberikan izin pertambangan di wilayah resapan air, tepatnya di Desa Wonosunyo, Gempol, Pasuruan.
Sebab, ada perusahaan tambang yang diperbolehkan beroperasi dan ada yang tidak diperbolehkan.
Baca Juga: Gertap Laporkan Kades ke Bawaslu, Diduga Ikut Kampanye dan Distribusikan APK Salah Satu Paslon
"Kalau tidak diskriminatif, tentunya harus disurati dong dinas-dinas terkait kalau alasannya menyangkut ekosistem yang ada," kata Lujeng Sudarto saat konferensi pers di Tamandayu, Pandaan, Pasuruan, Sabtu (17/06/2023).
Lujeng menjelaskan, tugas perizinan pertambangan itu memang wewenang Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tapi sebelum izin itu dikeluarkan, tentu konfirmasinya dengan pemkab setempat.
"Seperti PT Jaya Corpora sebagian izinnya dibolehkan, sebagian tidak dibolehkan," ungkap aktivis senior tersebut.
Baca Juga: Lujeng Soroti Kredibilitas Lembaga Survei Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan
Lujeng memaparkan, perusahaan tambang yang ada di wilayah tersebut antaranya, PT Jaya Corpora, PT Agung Satria Abadi (ASA), dan PT Wira Bumi. Lokasi pertambangan mereka di satu lokasi kawasan resapan air.
Lujeng mengancam akan menggelar demo besar-besaran jika persoalan ini tidak ada ketegasan dari bupati. Lujeng juga mengungkapkan bahwa dia segera melayangkan surat izin aksi kepada Polres Pasuruan, agar persoalan ini segera diselesaikan.
"Kami minta kepada pemprov melalui Pemkab Pasuruan agar segera dicabut semua izin tambang itu," pungkas dia. (afa/ns)
Baca Juga: Pasuruan Serasa Tak Punya Pemimpin, Kinerja Pj Bupati Dua Bulan Terakhir Jadi Sorotan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News