
SIDOARJO,BANGSAONLINE.com - Memiliki anak adalah anugerah dari Tuhan yang patut disyukuri. Sebagai orang tua tentu menginginkan buah hatinya baik dan menurut kepadanya. Tapi ada fase anak mengalami emosi tidak stabil, meluapkan emosinya secara berlebih, menangis keras, berteriak, berguling, atau melempar barang.
Hal ini dinamakan tantrum / temper tantrum pada anak yaitu suatu kondisi emosional yang umum dialami anak usia kisaran 1-4 tahun. Ada beberapa penyebab anak tantrum, dan simak informasi berikut:
1. Terhalang Keinginan Anak
Anak akan meluapkan emosinya ketika keinginannya tidak terpenuhi, keinginan terhalang bisa karena memang tidak ada atau membahayakan untuk dirinya.
2. Tidak Mampu Mengungkapkan
Anak yang belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan keinginannya, hal ini bisa membuat anak frustasi karena orang tua tidak mengerti yang disampaikan oleh anak. Atau memang anak hanya mencari perhatian saja
3. Berada di Posisi Tidak Nyaman
Ketika anak berada ditempat atau kondisi yang membuatnya tidak nyaman, ia akan meluapkan perasaannya dengan menangis atau berteriak. Karena anak belum mampu untuk menjelaskannya lewat kata.
Orang tua akan di uji kesabarannya saat anak tantrum, biasanya orang tua akan merasa kesal dan ikut emosi. Jika memarahi anak saat tantrum sia-sia saja. Berikut tips mengatasi anak tantrum.
1. Orang Tua Tidak Perlu Merasa Malu
Ketika anak tantrum di depan umum orang tua tidak perlu merasa malu. beri waktu anak untuk meluapkan emosinya sesaat, ajak anak ketempat yang sepi.
2. Tunjukan Anda Tidak Panik
Jangan panik dan tunjukan bahwa orang tua tetap tenang ketika anak tantrum, jika panik anak akan semakin sulit untuk didiamkan.
3. Mengalihkan Perhatian Anak
Ketika anak merasa tidak nyaman, orang tua bisa mengalihkan perhatian anak. Tunjukan benda yang bergerak atau tunjuk ke atas langit melihat burung atau pepohonan.
4. Jangan Menyerah dan Menuruti Keinginan Anak
Jika anak menangis keras dan berteriak jangan langsung menuruti keinginannya. biarkan saja ia menangis, berikan waktu hingga ia merasa lelah.
5. Pindahkan Benda Berbahaya
Ketika anak menangis dengan melempar benda, pastikan tidak ada benda berbahaya disekitarnya. Tetap awasi anak dari jauh, dan berikan waktu sampai emosinya meredah.
6. Jangan Tertawa Ketika Anak Tantrum
Jangan tertawa ketika anak tantrum, karena ia akan mengulangi kembali. Ia merasa mendapatkan perhatian dari orang lain.
7. Jangan Ikut Emosi
Jangan ikut emosi dengan memarahi dan memukulnya. Karena anak semakin sulit untuk diam.
8. Jangan Terburu Merespon
Ketika anak baru saja menangis jangan terburu merespon dengan memeluk atau mengintervensinya. berikan ia waktu untuk meluapkannya, tunggu sekitar 30 menit.
9. Edukasi dan Negosiasi
Lakukan pendekatan pada anak, Hal ini bisa dilakukan jika anak sudah meredah. katakan padanya jika yang ia lakukan salah. Tekankan rasa malu pada anak untuk tidak mengulanginya. Buat negosiasi dengan anak, jika ia tidak berhenti menangis masukan dalam kamar. Jika masih ingin menangis tidak boleh keluar kamar, jika sudah diam boleh keluar kamar. Lakukan negosiasi dan edukasi berulang agar anak memahami peraturan yang dibuat.
10. Berikan Pujian dan Pelukan
Jika anak sudah bisa diajak kerjasama dan menaati peraturan yang dibuat. Berikan anak pujian agar ia merasa dihargai karena usahanya. Berikan pelukan dan katakan bahwa kita menyayanginya.
Demikian tips mengatasi anak tantrum yang bisa diterapkan, semoga dapat membantu mengatasinya. (ria)