Oleh: Surokim As, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Trunojoyo Madura
Salah satu pelajaran dan hikmah ritual haji yang penting diadopsi oleh civitas academica adalah ritual sai" rel="tag">ibadah sai. Sebagaimana kita tahu sai" rel="tag">ibadah sai adalah perjalanan yang dilakukan oleh jamaah haji dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah sebanyak 7 kali pulang-pergi dengan cara berjalan kecil atau berlari-lari kecil.
Baca Juga: 100 Mahasiswa Prodi Hukum Bisnis Syariah FKis UTM Ikuti Pendidikan dan Pelatihan Paralegal
Ritual ini merupakan ikhtiar dari perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail saat berada di padang tandus yang gersang. Dalam kondisi kehausan itu Siti Hajar berupaya mencari sumber air untuk menolong putranya yang kehausan. Kemudian Siti Hajar berjalan bolak balik dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak 7 kali untuk mencari air sambil meyakinkan dirinya bahwa pertolongan Allah pasti ada.
Ritual yang sungguh mengandung makna luar biasa bahwa manusia hakikatnya tidak boleh hilang harapan dan harus terus berikhtiar dan mengembangkan jiwa dan semangat optimisme.
Semua permasalahan sesungguhnya adalah batu ujian agar manusia senantiasa bisa mengingat siapa sesungguhnya pemilik kuasa di alam ini. Manusia sebagaimana tawaf harus senantiasa bergerak memutar dengan terus berusaha agar bisa menemukan solusi. Bergerak dan berusaha itu bagian dari cara kita semua mendapatkan pertolongan.
Baca Juga: Optimalisasi dan Tantangan Literasi Menulis bagi Mahasiswa !!!
Dengan demikian pertolongan itu harus dijemput dengan ikhtiar. Tidak boleh berdiam diri apalagi pasrah. Mari kita berdoa dalam usaha, Insyaallah itu akan menjadi sebaik-baiknya doa karena kita tak lelah dan terus berusaha maksimal. Tak ada lagi putus ada, terus mengembangkan semangat pantang menyerah dan terus berjuang hingga batas maksimal kemampuan. Di situ akan menjadi tolok ukur seberapa mampu dan seberapa pantas kita akan dinaikkan kelas dalam kehidupan.
Akan terasa aneh jika kita berharap lebih, bisa dinaikkan kelas dalam kehidupan tetapi kita hanya bisa menggerutu, memaki keadaan tanpa memberi solusi dan jalan keluar atas berbagai permasalahan yang ada. Dalam saran bijak kita harus bisa menjadi obor penerang, dan bukan menjadi para pengumpat dalam kegelapan. Mari kita terus bergerak melakukan perbaikan tiada henti, perbaikan ke arah yang lebih baik. Kita harus terus berusaha semaksimal mungkin dengan semangat resiliensi dan optimis bahwa kita bisa dan mampu naik kelas.
Spirit ini diperlukan dalam konteks kampus ini disaat masih banyak hal belum sempurna dan on progress. Spirit ini yang akan bisa menggerakkan dan melipatgandakan energi kita dalam kondisi apapun termasuk kondisi yang terbatas untuk bisa kita konversi menjadi energi positif berlipat ganda menuju cita cita lebih baik.
Baca Juga: Gandeng Pewanida Kuala Lumpur, Fkis UTM Abdimas Internasional Kajian Al Quran di Malaysia
Sering kita mendapat wejangan bahwa dalam sistem regulasi yang belum mapan dan sempurna, tetapi jika dijalankan oleh sumber daya manusia (SDM) yang terpercaya, amanah, penuh semangat maka hal itu akan bisa menambal berbagai kekurangan yang muncul. Sebaliknya juga belum menjadi jaminan dalam regulasi sistem yang mapan, tetapi yang menjalankan belum amanah, terpercaya dan bersemangat hasilnya juga belum tentu bisa maksimal.
Oleh karenanya mari kita teladani semangat sai" rel="tag">ibadah sai dengan menguatkan mental berkorban, berbakti dan memberi pengabdian terbaik untuk umat dan lingkungan kita agar senantiasa bisa menjadi lebih baik dan optimal.
Syahdan dalam sejarah perkembangan negara, ada negara Skandinavia dengan kekuatan spirit dan semangat yang luar biasa. Dengan perjuangan tanpa menyerah sebagai bangsa pegunungan tandus, minimalis dalam sumber daya alam dengan cuaca ekstrim dan awalnya yang merasa sebagai bangsa terusir akhirnya mereka bisa membuktikan lebih sejahtera dari negara Eropa daratan, dengan semangat untuk bisa membuktikan menjadi lebih baik.
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Semangat dan gairah itu memang dapat mengatasi berbagai bentuk kekurangan sehingga bisa melahirkan energi-energi terbarukan untuk bisa membuktikan dan mencapainya lebih cepat. Spirit yang menggelora itu Insyaallah akan bisa menutup banyak hal. Makanya mari kita kembangkan sikap saling menguatkan, dan jangan saling melemahkan, Apalagi saling berolok, berkonflik dan merendahkan satu sama lain. Era saat ini adalah era kolaborasi dan kerja sama.
Kita tentu tidak boleh berkecil hati. Bahkan seharusnya bisa bangga bahwa sesungguhnya kampus hebat dan luar biasa adalah kampus yang bisa menerima input mahasiswa biasa saja, tetapi bisa menjadikan luar biasa. Prof. Mohammad Nuh pernah menyampaikan bahwa kampus ini harus bisa selalu tegak berdiri dan yakin bahwa kampus ini adalah kampus hebat dan unggul. Kampus ini harus istiqomah menggelar karpet merah bagi anak anak dari kalangan bawah untuk bisa merasakan kuliah di kampus guna melahirkan dan meretas harapan baru untuk generasi lebih berarti. Sejalan dengan keyakinan Pak Rektor Syafi bahwa hal itu akan bisa membawa keberkahan dan juga mendatangkan pertolongan yang tidak diduga pada kampus ini.
Anugerah sebagai BLu Mei 2023 harus disambut dengan menguatkan spirit tersebut. Mari kita adopsi semangat sai" rel="tag">ibadah sai untuk implementasi BLu ini. Semoga membawa keberkahan untuk kita semua dan kita bisa menjadi lebih baik dan sejahtera. (mim)
Baca Juga: Tindak Lanjuti Kerja Sama, FT UTM Lakukan Kunjungan Balasan ke FDSIT INTI International University
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News