BAWEAN, BANGSAONLINE.com - Siapa sangka jika Pulau Bawean, tepatnya di Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, menjadi salah satu pusat pertahanan tentara Jepang. Terbukti, di desa ini ditemukan puluhan meriam api.
Menurut Muhammad Salim, Kepala Desa Diponggo, puluhan meriam tersebut tersebar di Dusun Balong, Dusun Petambanan, dan Dusun Kademangan. Ukuran meriam yang ditemukan di Desa Diponggo bervariasi mulai ukuran satu meter, dua meter, dan sepuluh meter.
Baca Juga: Bantu Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Indonesia Apresiasi Damkar Gresik dan Surabaya
"Meriam-meriam itu banyak ditemukan di kampung tengah, tepatnya di depan Balai Desa Diponggo sekarang. Warga menyebut tempat penemuan meriam itu dengan Tasik Benteng," ujar Muhammad Salim, yang juga ponakan Harun Tohir, pahlawan nasional asal Pulau Bawean.
Diungkapkan, di Tasik Benteng, tepatnya di sebelah barat Balai Desa Diponggo dulu banyak ditemukan tumpukan karung-karung pasir yang diduga sebagai benteng pertahanan tentara Jepang pada tahun 1942. Namun meriamnya ditemukan di lokasi yang sekarang sudah digunakan sebagai lokasi SDN Diponggo atau SDN 361 Gresik.
"Pada tahun 1975-an pernah ada yang memaksa mengambil meriam-meriam itu untuk dibawa ke Jawa pakai perahu kayu. Namun setelah berjalan sekitar 300 meter, puluhan meriam yang sudah terpotong itu dibuang ke laut karena kapalnya bocor," terangnya.
Baca Juga: Tambah PADes dengan Bangun Kolam Renang, Pemdes Golokan Diapresiasi Kecamatan Sidayu Gresik
Pada tahun 1978-an, bekas meriam yang dibuang ke laut itu tampak dari daratan saat air sedang surut. Warga tidak tahu pasti siapa yang akan membawa meriam-meriam itu ke Jawa.
Diduga kuat, dijadikannya Desa Diponggo sebagai pusat pertahanan tentara Jepang karena lokasinya strategis. Bisa memandang lepas ke laut Jawa. Kebetulan laut di dekat Desa Diponggo merupakan arus lalu lintas alur laut kepulauan Indonesia bagian utara, sehingga ramai kapal-kapal yang lalu lalang mengangkut batu bara dan barang.
Bukti lain jika di Diponggo jadi pusat pertahanan, yakni ditemukannya tiang antena tanpa kabel di Dusun Petambanan. Tiang antena itu diduga digunakan sebagai sarana komunikasi tentara Jepang.
Baca Juga: Jadi Sorotan Publik, Kabel Seluler Menjuntai di Perempatan Giri Gresik Usai Diterabas Tronton
"Untuk menyelamatkan benda-benda peninggalan penjajah ini, kami berencana membuat museum dengan maksud agar generasi penerus tahu bahwa penjajah juga ada di Bawean. Museum ini nanti juga sebagai bukti bahwa orang Bawean ikut berjuang melawan penjajah," ungkapnya.
Pemdes Diponggo berharap rencana pengadaan museum yang rencananya akan dibangun di sebelah timur Balai Desa Diponggo ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Gresik.
"Jika museum ini terwujud, pengunjung nanti juga bisa singgah ke rumah salah satu pahlawan nasional asal Diponggo, yakni Harun Tohir," pungkasnya. (asa/ns)
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Gresik Minta Pemkab Mitigasi Banjir Kota
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News