
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua Organisasi Kemasyarakatan (Orkemas) Informasi Dari Rakyat (IDR) Gresik, Khoirul Anam menyorot kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Gresik.
Sebab, tanaman di sejumlah titik taman kota banyak yang mengering. Bahkan mati. Padahal, setiap tahun DLH Gresik mendapatkan ploting anggaran miliaran rupiah untuk perawatan tanam seperti untuk penyiraman.
"Gimana kinerja DLH. Anggaran miliaran, tanaman banyak yang mati," ucap Choirul Anam kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (19/7/2023).
Ia lantas mencontohkan sejumlah titik taman yang menjadi wewenang DLH banyak yang mati. Antara lain, di Bundaran GKB, di median tengah Jalan Jawa GKB, depan Gedung Nasional Indonesia (GNI), Alun-Alun Gresik, depan Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim.
"Di Jalan Jawa tidak ada kegiatan penyiraman sama sekali," ungkapnya.
"Banyak yang mati itu. Dan sering bongkar pasang tanaman baru. Kemudian mati lagi. Apa tak dirawat dengan baik," imbuhnya.
Selain tanaman mati, banyak taman di kawasan GKB yang tak terawat. Seperti di Jalan Jawa, GKB. Sehingga, kalah tinggi. Kalah subur dengan rumput.
"ini loh saya sedang melintas di Jalan Jawa, GKB. Loh tanaman banyak mati. Kalah dengan rumput. Rumputnya gondrong-gondrong (panjang,red)," cetusnya.
Cak Anam juga menyoroti lampu di taman. Juga sering mati. Ia mengaku patut mencurigai ada tengara dibuat seperti itu agar lampu ganti lagi, sehingga keluar anggaran.
Kondisi seperti ini, kata Cak Anam sudah terjadi lama. Bukan hanya di pemerintahan saat ini.
"Ojo ngono rek (jangan gitu rek). Nyalakan. Biar lampu taman nyala terus. Biar terang," pintanya.
Lebih jauh Cak Anam mengungkapkan bahwa, DLH dalam perawatan taman dan perangkatnya anggarannya besar, mencapai hingga 7-10 miliar.
"Saya contohkan ya. Di tahun 2017 saja mencapai hingga Rp7 miliar. Itu hanya taman. Kalau di tahun 2017 saja anggaran pemeliharaan mencapai Rp7 miliar. Maka, di tahun 2023 ini saya yakin jauh lebih besar. Pertanyaannya dikemanakan anggaran itu. Wong masih banyak ditemukan tanaman di taman mati karena tidak terawat dengan baik?" ungkapnya.
Cak Anam menilai, DLH Gresik dalam merawat tanaman seakan tidak punya jadwal rutin untuk pemeliharaan.
"Ya minimal dua hari sekali disiram, masak harus no viral no action," katanya.
Cak Anam menambahkan, DLH dalam perawatan tanaman sering menemukan fakta petugas DLH melakukan aktivitas bongkar pasang tanaman dengan membuat taman di kawasan Kota Gresik. Tanaman di titik taman satu di pindah ke titik taman lain.
Sehingga, menimbulkan tanda tanya di masyarakat. Sebab, kondisi tanaman atau taman yang dibongkar pasang masih bagus. Masih hidup dan tidak bermasalah. Salah satu contoh taman di depan Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim.
"DLH ini kan aneh. Tanaman yang tidak bermasalah ditangani. Sedangkan yang keberadaan butuh perhatian, dibiarkan sampai mati. Apa sengaja untuk menghabiskan anggaran saja. Ini akan kami pantau terus," tuturnya.
Sementara itu, Kepala DLH Pemkab Gresik, Sri Subaidah saat dikonfirmasi wartawan mengaku akan berkoordinasi dengan jajaran di bawahnya yang bertugas menangani taman.
"Saya koordinasikan ke teman-teman," ucapnya.
Menurut dia, menanam tanaman tak muda. Sebab, biarpun sudah disirami, juga ada yang mati karena tidak setiap menanam itu tumbuh. Dan menanam itu kuncinya sabar," katanya.
Dia juga mengungkapkan, petugas di lapangan sudah melakukan pekerjaan secara maksimal untuk perawatan taman.
"Tidak semua tanaman itu disiram setiap hari. Sebab, kebanyakan air pun akar akan busuk. Tanaman lalu mati. Tergantung jenis tanamannya," pungkasnya. (hud/git).