SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengelolaan sampah organik yang dijadikan pupuk kompos selama ini kebanyakan masih berasal dari tumbuhan, padahal sampah dapur organik pun bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, lima mahasiswa ITS menawarkan kontribusinya untuk memperbaiki pengelolaan sampah tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2015 ini.
Mereka adalah Niki Entruly, Aisyah Dewi Muthi'ah, Lintang Delia Putri, Redhian Yoga Putranto dan Moch Ilham Riswanda. Diawali dengan ketertarikan lima mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) tersebut terhadap program Eco Campus di ITS, akhirnya berbuah sebuah karya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Beri Penghargaan 7 Camat di Jatim atas Inovasi dan Kolaborasi Pelayanan
Dengan judul karya FOR-EGGS: Mesin Pembuat Water-Soluble Calcium sebagai Solusi Pengelolaan Limbah, Niki dan kawan-kawan menciptakan alat pengolah cangkang telur menjadi pupuk. FOR-EGGS merupakan mesin pengolah limbah cangkang telur menjadi water soluble calcium yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Sistem kerjanya ada dua, yakni sistem kerja penggilingan kopi sebagai penghancur cangkang dan heater sebagai pengering cangkang telur. FOR-EGGS ini dibuat untuk membantu dalam pengolahan limbah cangkang telur dan hasilnya yang berupa water soluble calcium dapat menjadi suplai nutrisi kalsium.
Awalnya, ada dua program Eco Campus yang membuat Niki dan kawan-kawan tertarik untuk mengevaluasi. Yang pertama adalah composting center dan yang kedua urban farming. Program composting center adalah program yang ditujukan untuk mengolah sampah dari kegiatan akademik dan non akademik yang ada di lingkungan ITS.
Baca Juga: Difusi Inovasi
“Namun sampah dapur organik yang ada di lingkungan ITS seperti kantin ITS, masih belum dimaksimalkan selama ini,” ujar Niki, ketua tim.
Salah satu sampah dapur organik yang ada di lingkungan ITS adalah cangkang telur.
Padahal 97 persen kandungan kalsium dalam cangkang telur berpotensi menjadi bahan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit layu Fusarium. Selain itu, kandungan kalsium dalam cangkang telur dapat dimanfaatkan untuk membantu pertumbuhan tanaman, seperti padi dan tomat.
Baca Juga: Buka Ginofest 2022, Bupati Gresik Dorong Milenial Terus Berinovasi
Sehingga karya ini juga bermanfaat untuk program ITS Eco Campus Urbang Farming. Urban farming adalah program yang memanfaatkan sejumlah lahan kosong di lingkungan kampus ITS untuk ditanami tanaman organik. Salah satunya adalah tomat. Kebutuhan kalsium tanaman tomat tersebut nantinya dapat dipenuhi dengan hasil pengolahan cangkang telur yang kaya kalsium.
Menurut pengelola ITS Urban Farming, alat tersebut berpotensi megurangi biaya pengeluaran pupuk di ITS Urban Farming dan membantu peningkatan kualitas produk. Ke depan, apabila nantinya dapat menggandeng sentra makanan di sekitar ITS untuk pegumpulan cangkang telur, maka diharapkan semakin banyak pihak yang dapat diuntungkan dari produksi water soluble calcium ini. (nis/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News