SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 72 siswa jenjang SMA dan SMK di Jawa Timur menerima sertifikat kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang digelar dinas pendidikan (Dindik) setempat.
Menariknya sertifikasi yang diperoleh para siswa ini telah bertaraf nasional sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) tahun ini. Mereka diharapkan bisa menunjukkan kualitas dan kompetensinya untuk persaingan di Industri, Dunia Usaha Dunia Kerja (IDUKA).
Baca Juga: Pengawas Disdik Sumenep Torehkan Prestasi di Jambore GTK Hebat 2024
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, mengatakan bahwa sertifikasi kompetensi siswa ini diinisiasi pihaknya bersama Kemendikbudristek untuk memberikn wadah bagi siswa agar mereka siap menghadapi tantangan yang semakin berat.
"Kita mewadahi (pelatihan kompetensi) di tingkat SMA/SMK. Tentu tidak bisa semua ikut, karena terbatas kuota. Diharapkan dengan inisiasi dan berbagai kompetensi dan pengembangan yang disiapkan oleh TUK (tempat uji kompetensi) di 9 bidang keahlian diharapkan bisa menyiapkan siswa dibidang dunia kerja maupun wirausaha," paparnya, Kamis (17/8/2023).
Aries juga menyebut, sertifikat yang diterima siswa sudah berstandart nasional dan international. Artinya, di mana pun perusahaannya dengan berbekal sertifikat yang diterima dari LSK maka bis memberi peluang besar untuk bisa bekerja.
Baca Juga: Jatim Juara Umum OPSI 2024, Adhy Karyono: Kado Membanggakan di Hari Pahlawan
"Kita punya lulusan 4 juta. Loker (lowongan kerja) hanya 1 juta sekian. Maka butuh kompetensi mandiri. Sehingga sertifikat kompetensi yang terafiliasi ini dapat memberi kesempatan kepada siswa agar tidak perlu cemas soal pekerjaan lagi. Terus kembangkan kompetensi melalui sertifikasi," terangnya.
Sementara itu, Ditjen Vokasi Kemdikbudristek, Wartanto mengungkapkan lulusan SMK, SMA dan MA selain memiliki ijazah juga harus punya sertifikasi kompetensi sesuai kemampuan yang dimiliki siswa. Jika berdasarkan data, lulusan SMK rata-rata bekerja dan sebagian melanjutkan ke perguruan tinggi. Sisanya, banyak juga yang masih belum mendapatkan pekerjaan.
"Karena itu sertifikasi kompetensi anak SMK ini sangat penting untuk masuk IDUKA," ujar Wartanto.
Baca Juga: Dikbud Kota Mojokerto Perjuangan Nasib 1.000 Anak Miskin ke Kemendikbudristek
Selain untuk bekerja, sejak setahun terakhir kata Wartanto sertifikat kompetensi juga bisa digunakan untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui program Rekognisi Pendidikan Lampau (RPL). Program ini diterapkan di 26 PTN dan PTS di Indonesia. Dengan kata lain, sertifikat kompetensi yang dimiliki siswa setara dengan sks (satuan kredit semester).
"Jadi (sertifikat) ini sangat strategis. Anak-anak SMK kedepan (siap bersaing) sesuai kompetensi yang dibutuhkan industri,"katanya.
Wartanto juga menyebut, adanya sertifikasi juga menyiapkan siswa dalam menghadapi tantangan kedepan yang semakin berat. Diantaranya, tantangan digitalisasi. Menurutnya hampir semua bisnis diambil alih digitalisasi. Kedua, otomatisasi. Terakhir otak buatan atau AI. Ini sudah terlihat pada perang Rusia dan Ukraina yang menggunakan AI seperti pesawat tanpa awak. Di Jepang dan Belanda sudah ada robot yang sangat menyerupai manusia.
Baca Juga: Bantu Desa Rawan Bencana, Unipa Ciptakan Alat Sistem Peringatan Dini Longsor
"Indonesia, kalau anak-anak kita tidak disiapkan ke arah ini akan kalah. Jadi sertifikasi siswa ini sangat diperlukan untuk menyiapkan persaingan di IDUKA," tegasnya.
Perlu diketahui, 72 siswa yang menerima sertifikat kompetensi ini dinyatakan lulus 100% oleh LSK sesuai standart KKNI setelah mengikuti beberapa tahapan kelas pelatihan, mulai kelas reguler hingga kelas akselerasi. Mereka lulus dibidang kehalian Motion Animasi, Desain Grafis, Tata Busana, Teknik Pendingin dan Tata Udara dan Tata Kecantikan. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News