MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Seorang seniman dan koreografer tari dari Kabupaten Mojokerto, Ki Setu, menggelar prosesi ruwatan Popo Sakkalir, Senin (21/8/2023). Dalam kegiatan ini, dalang membacakan kidung-kidung Jawa lalu memandikan jamaahnya.
Bahkan, Ki Setu juga melibatkan putranya dalam prosesi tersebut. Ia mengatakan bahwa Ruwatan Sakkalir merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat di Pulau Jawa.
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
Ruwatan Popo Sakkalir, lanjut Ki Setu, dimulai dari potong rambut, mandi air kembang dengan arti membuang benda luar yang melekat di tubuh hingga wayangan, serta prosesi mencukur atau potong rambut yang susah panjang.
"Ruwatan potong rambut panjang bertujuan untuk membuang kesialan maupun prasangka-prasangka buruk, syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memohon keselamatan dan kesejahteraan," ujarnya.
"Tradisi ritual yang unik ini digelar sebagai pertunjukan budaya. Ruwat berarti bebas atau terlebas. Dianggap memiliki sukerta, yang harus diruwat agar tidak terkena sial atau malapetaka bahkan marabahaya," imbuhnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Acara juga dihadiri Ketua DPD PKS Kabupaten Mojokerto, Imam Sutarso. Ia pun mengapresiasi giat ruwatan Popo Sakkalir dan menyebut, pemotongan rambut ini merupakan purnatugas dari orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kehidupan yang akan datang kepada putranya.
"Ini merupakan ruwatan yang langka di Kabupaten Mojokerto. Saya mengapresiasi dan mendukung acara memotong rambut dari putra Bapak Setu, budayawan dari Kabupaten Mojokerto, serta putranya yaitu Mas Bagus Paramita, mudah-mudahan keinginan beliau agar putranya menjadi anak yang bisa bertanggung jawab atas kehidupannya pada Allah SWT," paparnya. (ris/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News