PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Nama Dwi Lifi Mahar Ungga sudah tidak asing lagi bagi para peternak sapi di wilayah Kecamatan Gempol, Pandaan, Beji, Prigen, dan Sukorejo. Pria ini adalah satu dari puluhan mantri kesehatan ternak yang bertugas membantu peternak sapi dalam melakukan kawin suntik hewan/inseminasi buatan (IB).
Menurut Dwi Lifi, menjadi petugas mantri hewan di bidang kawin suntik gampang-gampang susah. Sebab, dibutuhkan niat, ikhlas, dan kesabaran untuk membantu peternak sapi yang membutuhkan pertolongan. Dalam sehari, dirinya bisa melayani kawin suntik 10 hingga 15 kali.
Baca Juga: Sidak, Disnak Pasuruan tak Temukan Hewan Kurban Terjangkit Penyakit Berbahaya
"Itu pun lokasinya biasanya tidak satu titik/desa, kadang-kadang tempatnya lumayan jauh hingga puluhan kilometer, karena lokasinya di pedesaan. Dan itu dibutuhkan tenaga ekstra juga lho mas untuk orang seusia saya," jelas pria paruh baya ini kepada BANGSAONLINE.com, Senin (21/8/2023).
Meski demikian, dia selalu puas bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dwi mengaku tak merasa terbebani, apalagi mengeluh lantaran rumah peternak tersebut lokasi jauh dan tidak bisa dijangkau dengan motor.
"Hal tersebut malah menjadi semangat saya dalam membantu peternak," ujar Dwi yang bekerja sebagai inseminator swadaya sejak 2017 lalu.
Baca Juga: Warga Dusun Rawi Timur Pasuruan Tuntut Kompensasi Air Bersih Kepada Perusahaan Ternak
Ia justru sedih manakala tidak bisa memberikan pelayanan IB dikarenakan faktor nonteknis seperti saat jatuh sakit, hujan lebat, atau permintaan yang terlalu banyak, sementara lokasinya di pegunungan.
"Kalau saya tidak mempersoalkan honor dari jasa, sebab kalai dinominalkan tidak sebanding," imbuh pria yang menjadi Wakil Kabupaten Pasuruan di ajang IB tingkat nasional ini.
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan Drh Nur Alfiah melalui Bidang Pembibitan, Pakan, dan Produksi, Drh Ayu Ira Marita, yang dikonfirmasi merasa sangat bangga atas prestasi dan dedikasi Dwi Lifi Mahar Ungga. Ia memberikan apresiasi atas kiprahnya membantu masyarakat peternak sapi di pedesaan maupun pelosok.
Baca Juga: Soal Wabah LSD, DPRD Pasuruan Segera Panggil Dinas Peternakan
"Prestasi dan etos kerja patut dicontoh oleh semua petugas lainnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Dwi Lifi Mahar Ungga juga memiliki kemampuan dalam mengola limbah buah nangka menjadi pakan pengganti. Hal itu sudah dipraktikkan ke beberapa perternak.
"Hasilnya lumayan bagus, di mana ternak yang diberikan sisa limbah buah nangka yang dicampur katul/dedak bisa meningkatkan berat sapi 0,3 kg per hari. Ini yang sedang kami lakukan uji lab. Rencana ke depan akan dikembangkan ke masyarakat," jelas Ira. (bib/par/rev)
Baca Juga: Puluhan Sapi di Kabupaten Pasuruan Terserang LSD
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News